Pintu Surga Ar Rayyan bagi Orang yang Berpuasa
Ar Rayyan secara bahasa berarti puas, segar dan tidak haus. Ar Rayyan
ini adalah salah satu pintu di surga dari delapan pintu yang ada yang
disediakan khusus bagi orang yang berpuasa.
Dari Sahl bin Sa’ad, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,
إِنَّ فِى الْجَنَّةِ بَابًا يُقَالُ لَهُ الرَّيَّانُ ، يَدْخُلُ مِنْهُ
الصَّائِمُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ، لاَ يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ
غَيْرُهُمْ يُقَالُ أَيْنَ الصَّائِمُونَ فَيَقُومُونَ ، لاَ يَدْخُلُ
مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ ، فَإِذَا دَخَلُوا أُغْلِقَ ، فَلَمْ يَدْخُلْ
مِنْهُ أَحَدٌ
“Sesungguhnya di surga ada suatu pintu yang
disebut “ar rayyan“. Orang-orang yang berpuasa akan masuk melalui pintu
tersebut pada hari kiamat. Selain orang yang berpuasa tidak akan
memasukinya. Nanti orang yang berpuasa akan diseru, “Mana orang yang
berpuasa.” Lantas mereka pun berdiri, selain mereka tidak akan
memasukinya. Jika orang yang berpuasa tersebut telah memasukinya, maka
akan tertutup dan setelah itu tidak ada lagi yang memasukinya” (HR.
Bukhari no. 1896 dan Muslim no. 1152).
Ibnu Hajar Al Asqolani
dalam Al Fath menyebutkan, “Ar Rayyan dengan menfathahkan huruf ro’ dan
mentasydid ya’, mengikuti wazan fi’il (kata kerja) dari kata ‘ar riyy‘
yang maksudnya adalah nama salah satu pintu di surga yang hanya
dikhususkan untuk orang yang berpuasa memasukinya. Dari sisi lafazh dan
makna ada kaitannya. Karena kata ar rayyan adalah turunan dari kata ar
riyy yang artinya bersesuaian dengan keadaan orang yang berpuasa. Orang
yang berpuasa kelak akan memasuki pintu tersebut dan tidak pernah
merasakan haus lagi.” (Fathul Bari, 4: 131).
Ibnu Hajar
menyebutkan bahwa dalam lafazh hadits lainnya disebutkan bahwa di surga
itu ada delapan buah pintu. Salah satu pintu dinamakan Ar Rayyan. Pintu
tersebut tidaklah dimasuki selain orang yang berpuasa (lihat Fathul
Bari, 4: 132). Hadits yang dimaksud adalah,
عَنْ سَهْلِ بْنِ
سَعْدٍ – رضى الله عنه – عَنِ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – قَالَ «
فِى الْجَنَّةِ ثَمَانِيَةُ أَبْوَابٍ ، فِيهَا بَابٌ يُسَمَّى الرَّيَّانَ
لاَ يَدْخُلُهُ إِلاَّ الصَّائِمُونَ »
Dari Sahl bin Sa’ad
radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia berkata,
“Surga memiliki delapan buah pintu. Di antara pintu tersebut ada yang
dinamakan pintu Ar Rayyan yang hanya dimasuki oleh orang-orang yang
berpuasa” (HR. Bukhari no. 3257).
Hadits di atas juga
menunjukkan al jaza’ min jinsil ‘amal, yaitu balasan dari Allah sesuai
dengan jenis amalan. Dan juga menandakan bahwa siapa saja yang
meninggalkan sesuatu karena Allah, maka akan diganti dengan yang lebih
baik, sebagaimana disebutkan dalam hadits,
إِنَّكَ لَنْ تَدَعَ شَيْئاً اتِّقَاءَ اللَّهِ جَلَّ وَعَزَّ إِلاَّ أَعْطَاكَ اللَّهُ خَيْراً مِنْهُ
“Jika engkau meninggalkan sesuatu karena Allah ‘azza wa jalla, maka
Allah akan mengganti padamu dengan yang lebih baik” (HR. Ahmad 5: 78,
sanad hadits ini shahih kata Syaikh Syu’aib Al Arnauth).
Karena
orang yang berpuasa itu meninggalkan syahwat hubungan intim, makan dan
minum semuanya karena Allah subhanahu wa ta’ala. Sebagaimana disebutkan
dalam hadits qudsi, Allah Ta’ala berfirman,
يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَأَكْلَهُ وَشُرْبَهُ مِنْ أَجْلِى
“Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku” (HR. Bukhari no. 7492 dan Muslim no. 1151).
Karena ia meninggalkan kenikmatan-kenikmatan ini karena Allah, maka Dia
akan mengganti dengan yang lebih baik. Bahkan amalan puasa ini
dikhususkan untuk Allah, Dialah yang nanti akan membalasnya. Dalam
hadits qudsi disebutkan,
كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ ، إِلاَّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِى ، وَأَنَا أَجْزِى بِهِ
“Setiap amalan manusia adalah untuknya. Kecuali amalan puasa itu untuk
Allah dan Dia yang nanti akan membalasnya” (HR. Bukhari no. 5927 dan
Muslim no. 1151).
Mengenai hadits balasan pintu Ar Rayyan di
atas mengandung pelajaran tentang keutamaan puasa dan karomah bagi orang
yang berpuasa. Demikian kata Imam Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim (8:
31).
Semoga Allah memudahkan kita untuk memasuki pintu tersebut dengan amalan puasa kita.
Referensi:
Al Minhaj Syarh Shahih Muslim bin Al Hajjaj, Yahya bin Syarf An
Nawawi, terbitan Dar Ibnu Hazm, cetakan pertama, tahun 1433 H.
Fathul Bari, Ibnu Hajar Al Asqolani, terbitan Darul Hadits Al Qohiroh, cetakan tahun 1424 H.
Romadhon Durusun wa ‘Ibarun – Tarbiyatun wa Usrorun, Dr. Muhammad
bin Ibrahim Al Hamad, terbitan Dar Ibnu Khuzaimah, cetakan kedua, tahun
1424 H.
—
Disusun di pagi hari, 15 Ramadhan 1434 H @ Pesantren Darush Sholihin, Warak, Girisekar, Panggang, Gunungkidul, D. I. Yogyakarta
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel Muslim.Or.Id
==========
Dari artikel 'Kajian Ramadhan 13: Pintu Surga Ar Rayyan bagi Orang yang Berpuasa — Muslim.Or.Id'
Tidak ada komentar:
Posting Komentar