Senin, 22 Juli 2013

006. MAJELIS KEENAM ( Hadits 04 Wahyu ke 2)

مختصر شرح صحيح البخاري
Mukhtashar Syarah Shahih al-Bukhari
[
Memetik Faidah dan Pelajaran dari kitab Shahih al-Bukhari]

Bismillah.
Alhamdulillah.
Semoga shalawat dan salam tercurahkan kepada Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam, kepada keluarga beliau, sahabat beliau dan orang yang mengikuti beliau sampai akhir zaman.


Amma ba'du :
Kita lanjutkan diskusi kita, kali ini

HADITS NO 4

MATAN SHAHIH AL-BUKHARI

قال البخاري : قال ابن شهاب . و أخبرني أبو سلمة بن عبد الرّحمن أنّ جابر بن عبد الله الأنصاريّ قال - وهو بحدّث عن فترة الوحي - فقال في حديثه : بينا أنا أمشي , إذ سمعت صوتا من السّماء , فرفعت بصري فإذا الملك الّذي جاءني بحراء جالس على كرسيّ بين السّماء والأرض , فرعبت منه , فرجعت فقلت : زمّلوني . فأنزل الله تعالى : يأيّها المدّثر . قم فأنذر - إلى قوله - والرّججز فاهجر . فحمي الوحي وتتابع

تابعه عبد الله بن يوسف وأبو صالح , وتابعه هلال بن ردّاد عن الزّهريّ , وقال يونس ومعمر : بوادره


TERJEMAHAN HAIDTS :
Al-Bukhari berkata : Ibnu Syihab berkata : Dan Abu Salamah bin 'Abdurrahman mengabarkan kepada ku, bahwa Jabir bin 'Abdillah al-Anshari berkata yaitu ketika ia menyampaikan kisah tentang terputusnya wahyu- dalam haditsnya : "Ketika aku (yakni Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam) sedang berjalan, tiba - tiba aku mendengar suara dari langit. Aku pun mengarahkan pandangan ku ke sana, ternyata Malaikat yang mendatangiku di Gua Hira' duduk diatas Kursi antara langit dan bumi. Aku pun takut karena nya. Kemudian aku pulang ke rumah, seraya berkata : "Selimutilah aku.!" Lalu Allah Subhanahu wa ta'ala menurunkan firman-Nya :"Hai orang yang berselimut, bagunlah, lalu berilah peringatan." - sampai firman-Nya - : "Dan perbuatan dosa tinggalkanlah." [Al-Qur'an Surat Al-Muddatstsir ayat 5] Lalu turunlah wahyu secara berturut - turut dan berkelanjutan.

Riwayat ini dikuatkan secara mutaba'ah oleh 'Abdullah bin Yusuf dan Abu Shalih, juga oleh Hilal bin Raddad dari az-Zuhri. Sementara Yunus dan Ma'mar meriwayatkan dengan lafadz : بوادره "Merinding bulu kuduknya." [Hadits no 4 ini juga tercantum didalam hadits no 3238, 4922, 4923, 4925, 4926, 4954 dan 6214]


SYARAH SANAD HADITS :
Al-Imam Al-Bukhari rahimahullah berkata :
قال ابن شهاب . و أخبرني أبو سلمة بن عبد الرّحمن أنّ جابر بن عبد الله الأنصاريّ قال - وهو بحدّث عن فترة الوحي - فقال في حديثه
Ibnu Syihab berkata : Dan Abu Salamah bin 'Abdurrahman mengabarkan kepada ku, bahwa Jabir bin 'Abdillah al-Anshari berkata yaitu ketika ia menyampaikan kisah tentang terputusnya wahyu- dalam haditsnya :

Imam al-Bukhari rahimahullah sengaja menggunakan kata sambung WAW و (DAN) pada "Ibnu Syihab berkata : DAN ABU SALAMAH." Seolah - olah, Imam al-Bukhari berkata : "Urwah telah menceritakan kepada Ibnu Syihab dengan riwayat ini dan Abu Salamah juga menceritakan kepada Ibnu Syihab dengan riwayat yang lain."

Abu Salamah adalah putra dari 'Abdurrahman bin 'Auf Radhiyallahu'anhu. Sungguh keliru orang yang mengira bahwa riwayat ini berstatus mu'allaq (hadits yang rawi nya dihilangkan). Bantahan nya adalah kata sambung WAW yang menunjukkan bahwa riwayat ini berhubungan sanad nya dengan riwayat sebelumnya. Demikian penjelasan Al-Hafizh Ibnu Hajar didalam Fathul Baari.


SYARAH MATAN HADITS :
Sabda Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam :
بينا أنا أمشي , إذ سمعت صوتا من السّماء , فرفعت بصري فإذا الملك الّذي جاءني بحراء جالس على كرسيّ بين السّماء والأرض , فرعبت منه , فرجعت فقلت : زمّلوني . فأنزل الله تعالى : يأيّها المدّثر . قم فأنذر - إلى قوله - والرّججز فاهجر . فحمي الوحي وتتابع
"
Ketika aku (yakni Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam) sedang berjalan, tiba - tiba aku mendengar suara dari langit. Aku pun mengarahkan pandangan ku ke sana, ternyata Malaikat yang mendatangiku di Gua Hira' duduk diatas Kursi antara langit dan bumi. Aku pun takut karena nya. Kemudian aku pulang ke rumah, seraya berkata : "Selimutilah aku.!" Lalu Allah Subhanahu wa ta'ala menurunkan firman-Nya :"Hai orang yang berselimut, bagunlah, lalu berilah peringatan." - sampai firman-Nya - : "Dan perbuatan dosa tinggalkanlah." [Al-Qur'an Surat Al-Muddatstsir ayat 5] Lalu turunlah wahyu secara berturut - turut dan berkelanjutan.

Yakni setelah terjadi peristiwa pada hadits no 3 -lihat diskusi majelis ke lima- terjadi, maka wahyu terputus. Sebagian ulama ada yang meriwayatkan bahwa waktu terputusnya wahyu ini yakni jarak antara turun nya surat al-Alaq ayat 1 - 3 dengan surat Al-Muddatstsir ayat 1 - 5 ini selama 3 tahun. Pendapat ini adalah lemah, dibantah oleh sejumlah ulama seperti al-Hafizh Ibnu Hajar al-Asqalani rahimahullah didalam Fathul Baari.

Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata :
"
Riwayat mursal itu bertentangan dengan riwayat Ibnu 'Abbas Radhiyallahu'anhu, (dimana disebutkan) bahwasanya masa terputusnya wahyu itu hanyalah beberapa hari saja."

Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri hafizhahullah berkata didalam kitabnya Ar-Rahiq Al-Makhtum :
"
Mengenai hal ini sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Sa'ad dari Ibnu Abbas yang intinya menyatakan bahwa masa terputusnya wahyu berlangsung selama beberapa hari. Pendapat inilah yang lebih kuat bahkan setelah melalui penelitian dari segala aspeknya secara terfokus harus menjadi acuan. Adapun riwayat yang berkembang bahwa terputusnya wahyu selama 3 tahun atau 2,5 tahun Tidaklah Shahih sama sekali."

Kemudian setelah beberapa hari itu maka turun wahyu yang kedua yakni surat al-Muddatstsir ayat 1 - 5. yakni ketika beliau sedang berjalan, maka terdengar suara dari langit. Lalu beliau melihat ke langit, ternyata ada Malaikat Jibril Alaihissalam yang duduk diatas kursi diantara langit dan bumi. Melihat itu Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam ketakutan dan pulang kerumah, seraya berkata : "Selimutilah aku, selimutilah aku." Lalu turunlah firman Allah Subhanahu wa ta'ala :
. يَا أَيُّهَا الْمُدَّثِّرُ . قُمْ فَأَنذِرْ . وَرَبَّكَ فَكَبِّرْ . وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْ . وَالرُّجْزَ فَاهْجُرْ
( 1 )
Hai orang yang berkemul (berselimut),
( 2 )
bangunlah, lalu berilah peringatan!
( 3 )
dan Tuhanmu agungkanlah!
( 4 )
dan pakaianmu bersihkanlah,
( 5 )
dan perbuatan dosa tinggalkanlah.
Setelah itu wahyu turun secara berkelanjutan dan terus menerus.


FAIDAH HADITS :
1.
Hadits ini menjadi dalil bahwa surat Al-Muddatstsir turun setelah surat Al-'Alaq.
2.
Hadits ini menjadi dalil bahwa dengan turun nya surat ini, Nabi Muhammad Shallallahu'alaihi wa sallam diangkat menjadi salah seorang Rasul Allah.
3.
Hadits ini menjadi dalil kelemah lembutan dan kasih sayang dari Allah Subhanahu wa ta'ala kepada kekasih-Nya yakni Nabi Muhammad Shallallahu'alaihi wa sallam, dimana Allah Subhanahu wa ta'ala memanggil beliau dengan panggilan kasih sayang "Wahai orang yang berselimut." berbeda dengan Nabi yang selain beliau, yang dipanggil dengan Nama nya, seperti firman-Nya :

"
Allah berfirman: "Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini." [Al-Qur'an Surat an-Nisa' ayat 33]

"
Allah berfirman: "Hai Nuh, sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu..." [Al-Qur'an Surat Huud ayat 46]

"
Dan Kami panggillah dia: "Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik." [Al-Qur'an Surat Ash Shaaffaat ayat 104-105]

"(
Allah berfirman): "Hai Musa, sesungguhnya, Akulah Allah, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." [Al-Qur'an Surat An-Naml ayat 9]

"(
Ingatlah), ketika Allah mengatakan: "Hai Isa putra Maryam, ingatlah nikmat-Ku kepadamu dan kepada ibumu.." [Al-Qur'an Surat Al Maa'idah ayat 110]

Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi rahimahullah didalam kitab Tafsir nya :
"
Ayat ini (surat al-Muddatstsir) merupakan ayat panggilan yang penuh kasih sayang dari Allah Subhanahu wa ta'ala kepada kekasih-Nya (yakni Nabi Muhammad) karena Allah telah memanggilnya dengan kodisi beliau yaitu ketika beliau sedang berselimut. Allah tidak memanggilnya dengan : "Wahai Muhammad, atau Wahai Fulan." Tujuan dari ini semua agar beliau merasakan kasih sayang dari Allah Subhanahu wa ta'ala."

4.
Hadits ini juga memberikan pelajaran hendaklah seorang kekasih memanggil kekasih nya dengan seruan yang lemah lembut dan kasih sayang. Agar kekasihnya terpanggil untuk memenuhi permintaan kekasihnya. Ini yang harus diperhatikan oleh seorang suami atau seorang isteri. Maka ambillah pelajaran.

-
semoga bermanfaat-

Abu Abdillah Prima Ibnu Firdaus ar-Roni al-Mirluny
Kota Jambi, Rabu Malam : 29 Dzulhijjah 1433 H / 14 November 2012 M

Tidak ada komentar:

Posting Komentar