Cara yang paling tepat (menurut saya) adalah dengan membiasakan membaca Al Qur'an dibulan-bulan lainnya.
Seharusnya kita menyadari bahwa bacaan Al Qur'an merupakan "HILYAH" (perhiasan) bagi Ahlul Iman (orang-orang yang beriman).
Seharusnya kita menyadari bahwa bacaan Al Qur'an merupakan "HILYAH" (perhiasan) bagi Ahlul Iman (orang-orang yang beriman).
مَثَلُ الْمُؤْمِنِ الَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ مَثَلُ الْأُتْرُجَّةِ رِيحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا طَيِّبٌ وَمَثَلُ
الْمُؤْمِنِ الَّذِي لَا يَقْرَأُ الْقُرْآنَ مَثَلُ التَّمْرَةِ لَا
رِيحَ لَهَا وَطَعْمُهَا حُلْوٌ وَمَثَلُ الْمُنَافِقِ الَّذِي يَقْرَأُ
الْقُرْآنَ مَثَلُ الرَّيْحَانَةِ رِيحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ
وَمَثَلُ الْمُنَافِقِ الَّذِي لَا يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَمَثَلِ
الْحَنْظَلَةِ لَيْسَ لَهَا رِيحٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ
"Perumpamaan orang mu'min yang membaca Al Qur'an laksana buah "Al Utrujah" (semacam jeruk manis) yang rasanya lezat dan harum aromanya,dan perumpamaan orang mu'min yang tidak membaca Al Qur'an ibarat buah "At Tamr" (kurma) rasanya lezat dan manis namun tidak ada aromanya,dan perumpamaan orang munafiq yang membaca Al Qur'an ibarat "Ar Raihanah" (sejenis tumbuhan yang harum) semerbak aromanya (wangi) namun pahit rasanya,dan perumpamaan orang munafiq yang tidak membaca Al Qur'an ibarat buah "Al Handhalah" (nama buah) rasanya pahit dan baunya tidak sedap". (HR. Bukhari, Muslim dari Abi Musa Al Asy'ary radhiyallahu 'anhu)
Namun,hendaknya salah satu adab dalam membaca Al Qur'an harus di jaga yaitu bacalah dengan tartil.
Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:
وَرَتِّلِ الْقُرْءَانَ تَرْتِيلا
"Dan bacalah Al Qur'an itu dengan perlahan-lahan". (Qs.Al Muzammil:4)
Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu menjelaskan ma'na tartil dalam ayat tersebut diatas adalah; "Mentajwidkan huruf-hurufnya dengan mengetahui tempat-tempat berhentinya". (Syarh Mandhumah Al Jazariyah, hl.13)
"Perumpamaan orang mu'min yang membaca Al Qur'an laksana buah "Al Utrujah" (semacam jeruk manis) yang rasanya lezat dan harum aromanya,dan perumpamaan orang mu'min yang tidak membaca Al Qur'an ibarat buah "At Tamr" (kurma) rasanya lezat dan manis namun tidak ada aromanya,dan perumpamaan orang munafiq yang membaca Al Qur'an ibarat "Ar Raihanah" (sejenis tumbuhan yang harum) semerbak aromanya (wangi) namun pahit rasanya,dan perumpamaan orang munafiq yang tidak membaca Al Qur'an ibarat buah "Al Handhalah" (nama buah) rasanya pahit dan baunya tidak sedap". (HR. Bukhari, Muslim dari Abi Musa Al Asy'ary radhiyallahu 'anhu)
Namun,hendaknya salah satu adab dalam membaca Al Qur'an harus di jaga yaitu bacalah dengan tartil.
Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:
وَرَتِّلِ الْقُرْءَانَ تَرْتِيلا
"Dan bacalah Al Qur'an itu dengan perlahan-lahan". (Qs.Al Muzammil:4)
Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu menjelaskan ma'na tartil dalam ayat tersebut diatas adalah; "Mentajwidkan huruf-hurufnya dengan mengetahui tempat-tempat berhentinya". (Syarh Mandhumah Al Jazariyah, hl.13)
Wallahu a'lam
Oleh Abu Fathur
Tidak ada komentar:
Posting Komentar