Senin, 22 Juli 2013

007. MAJELIS KETUJUH (Hadits 05 Baca Alquran dengan Pelan)

مختصر شرح صحيح البخاري
Mukhtashar Syarah Shahih al-Bukhari
[
Memetik Faidah dan Pelajaran dari kitab Shahih al-Bukhari]

MAJELIS KETUJUH
Assalamu’alaikum.
Bismillah. Alhamdulillah. Semoga shalawat dan salam tercurahkan kepada Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam, kepada keluarga beliau, sahabat beliau dan orang yang mengikuti beliau dengan baik sampai akhir zaman.


Amma ba’du :
Pada pertemuan ketiga –sebelum memasukki penjelasan hadits yang pertama- kami sudah menjelaskan referensi dari tulisan ini. Akan tetapi ada sebagian orang –semoga Allah membalas mereka dengan kebaikan- yang kurang seret dengan hal tersebut. Maka dari itu dengan senang hati, kami katakan bahwa tulisan ini adalah rangkuman dari kitab para ulama.
Referensi Arab :
1.
Shahih al-Bukhari karya Imam al-Bukhari. Cet Maktabah Ibadurrahman.
2.
Fathul Baari karya Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani. Cet Maktabah As-Salafiyyah.
3.
Fathul Baari karya Al-Hafizh Ibnu Rajab. Cet Maktabah Al-Ghuroba Al-Atsariyah.
Untuk biografi para perawi hadits maka kami banyak mengambil faidah dari :
1.
Taqribut Tahdzib karya Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani. Cet Baitul Afkar Ad-Dauliyah.
Adapun referensi Indonesia :
1.
Ensiklopedi Hadits : Terjemahan Kitab Hadits yang 6, Cet Almahira.
2.
Fathul Baari karya Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani. Cet Pustaka Imam Asy-Syafi’i.
3.
Syarah Shahih Al-Bukhari karya Syaikh Muhammad bin Shaleh Al-Utsaimin. Cet Darus Sunnah.
Dari kitab – kitab inilah baik bahasa arab maupun terjemahan kami olah menjadi satu, sehingga jadilah artikel seperti ini yang kami beri judulMukhtashar Syarah Shahih Al-Bukhari”. Kami bukan berarti mensyarah hadits shahih al-Bukhari. Akan tetapi kami hanya meringkas dan memudahkan agar faidah dari hadits yang ada di shahih al-Bukhari tersebar luas ditengah – tengah kaum muslimin. Terkadang ada faidah yang tidak disebutkan oleh para pensyarah shahih al-Bukhari. Maka kami tambahkan faidah tersebut disini. Dan terkadang kami juga mengutip penjelasan dari kitab lain yang kami anggap perlu dicantumkan didalam artikel ini.
Hanya kepada Allah-lah kita memohon hidayah dan taufiq.
Semoga artikel ini bermanfaat bagi kami dan yang membaca nya.

MATAN SHAHIH AL-BUKHARI

4 – باب
الحديث : 5
قال البخاري :
حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ إِسْمَاعِيلَ , قَالَ : حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَةَ , قَالَ : حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ أَبِي عَائِشَةَ , قَالَ : حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ جُبَيْرٍ , عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ فِي قَوْلِهِ تَعَالَى :
(القيامة : 16)]" لاَ تُحَرِّكْ بِهِ لِسَانَكَ لِتَعْجَلَ بِهِ "[
قَالَ : كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُعَالِجُ مِنَ التَّنْزِيلِ شِدَّةً، وَكَانَ مِمَّا يُحَرِّكُ شَفَتَيْهِ.
فَقَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ : فَأَنَا أُحَرِّكُهُمَا لَكُمْ كَمَا كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُحَرِّكُهُمَا.
وَقَالَ سَعِيدٌ : أَنَا أُحَرِّكُهُمَا كَمَا رَأَيْتُ ابْنَ عَبَّاسٍ يُحَرِّكُهُمَا, فَحَرَّكَ شَفَتَيْهِ- فَأَنْزَلَ اللَّهُ تَعَالَى :
"[ لاَ تُحَرِّكْ بِهِ لِسَانَكَ لِتَعْجَلَ بِهِ (16) إِنَّ عَلَيْنَا جَمْعَهُ وَقُرْءانَهُ (17)]"
. قَالَ : جَمْعُهُ لَكَ فِي صَدْرِكَ، وَتَقْرَأَهُ
"[فَإِذَا قَرَأْنَاهُ فَاتَّبِعْ قُرْءانَهُ (18)]"
. قَالَ : فَاسْتَمِعْ لَهُ وَأَنْصِتْ
"[ثُمَّ إِنَّ عَلَيْنَا بَيَانَهُ (19)]"
ثُمَّ إِنَّ عَلَيْنَا أَنْ تَقْرَأَهُ. فَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعْدَ ذَلِكَ إِذَا أَتَاهُ جِبْرِيلُ اسْتَمَعَ، فَإِذَا انْطَلَقَ جِبْرِيلُ قَرَأَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَمَا قَرَأَهُ
[الحديث 5 – أطرافه في 4927، 4928، 4929، 5044، 7524]

---
oOo---


TERJEMAHAN MATAN :

BAB 4 :
Hadits no 5 :
Musa bin Isma’il meriwayatkan kepada kami, ia berkata : Abu ‘Awanah meriwayatkan kepada kami, ia berkata : Musa bin Abi ‘Aisyah meriwayatkan kepada kami, ia berkata : Sa’id bin Jubair meriwayatkan kepada kami dari Ibnu ‘Abbas, mengenai firman Allah Subhanahu wa ta’ala :
لاَ تُحَرِّكْ بِهِ لِسَانَكَ لِتَعْجَلَ بِهِ
Janganlah kamu menggerakkan lidah mu untuk (membaca) al-Qur’an karena hendak cepat – cepat (ingin menguasai) nya.” [Al-Qur’an Surat Al-Qiyaamah ayat 16]

Ia Radhiyallahu’anhuma berkata : “Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam merasakan beban yang sangat berat saat menerima wahyu. Beliau menggerak – gerakkan kedua bibirnya.”
Ibnu Abbas melanjutkan : “Aku akan menggerak – gerakkan kedua bibir untuk kalian sebagaimana Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam menggerak – gerakkan nya.”

Sa’id bin Jubair berkata : “Aku akan menggerak – gerakkan bibirku sebagaimana aku melihat ‘Abdullah binAbbas Radhiyallahu’anhu menggerak – gerakkan nya (lalu ia menggerakgerakkan kedua bibirnya).

Kemudian Allah menurunkan ayat : “
لاَ تُحَرِّكْ بِهِ لِسَانَكَ لِتَعْجَلَ بِهِ . إِنَّ عَلَيْنَا جَمْعَهُ وَقُرْءانَهُ
Janganlah kamu menggerakkan lidah mu untuk (membaca) al-Qur’an karena hendak cepat – cepat (ingin menguasai) nya. Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkan nya (didalam) dan (membuatmu pandai) membacanya.” [Al-Qur’an Surat Al-Qiyamah ayat 16 – 17]
Maksudnya : Mengumpulkan nya dalam dadamu untuk kamu baca.

فَإِذَا قَرَأْنَاهُ فَاتَّبِعْ قُرْءانَهُ
Apabila Kami telah selesai membacakan nya maka ikutilah bacaan nya itu.” [Al-Qur’an Surat Al-Qiyamah ayat 18]
Maksudnya : Dengarkanlah bacaan nya dan diamlah.

ثُمَّ إِنَّ عَلَيْنَا بَيَانَهُ
Kemudian, sesungguhnya atas tanggungan Kami-lah penjelasan nya.” [Al-Qur’an Surat Al-Qiyamah ayat 19]
Maksudnya : Kemudian Kami-lah yang menjamin kamu agar bisa membacanya.

Setelah itu, apabila Jibril Alaihissalam datang membawa wahyu, maka beliau pun diam dan mendengarkan nya. Setelah Jibril pergi, barulah Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam membacanya sebagaimana bacaan Jibril.”
[
Hadits no 5 ini tercantum juga pada hadits no 4927, 4928, 4929, 5044 dan 7524]

SYARAH (PENJELASAN) SANAD HADITS :

Imam al-Bukhari rahimahullah berkata :
حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ إِسْمَاعِيلَ , قَالَ : حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَةَ , قَالَ : حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ أَبِي عَائِشَةَ , قَالَ : حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ جُبَيْرٍ , عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ
Musa bin Isma’il meriwayatkan kepada kami, ia berkata : Abu ‘Awanah meriwayatkan kepada kami, ia berkata : Musa bin Abi ‘Aisyah meriwayatkan kepada kami, ia berkata : Sa’id bin Jubair meriwayatkan kepada kami dari IbnuAbbas,..”

Musa bin Ismail rahimahullah, kunyah nya Abu Salamah at-Tabudzki. Beliau adalah salah seorang hafizh di negeri Mesir. Beliau wafat pada tahun 223 H.

Abu ‘Awanah rahimahullah adalah Wadhdhah bin ‘Abdullah al-Yasykuri al-Bashri. Beliau adalah salah seorang mantan budak Yazid bin Atha’. Kitab hasil karya beliau benarbenar rapi dan bagus. Beliau wafat pada tahun 176 H.

Musa bin Abi ‘Aisyah rahimahullah, kunyah nya adalah Abu al-Hasan Al-Kufiy. Nama asli ayah nya tidak diketahui.

Sa’id bin Jubair rahimahullah adalah Sa’id bin Jubair bin Hisyam. Kunyah nya adalah Abu Muhammad.

Ibnu ‘Abbas radhiyallahu’anhuma adalah ‘Abdullah bin Abbas bin ‘Abdul Muthalib. Kunyah nya adalah Abu Al-‘Abbas. Beliau wafat pada tahun 68 H.

Koreksian Terjemahan Sanad :
Didalam kitab Fathul Baari cetakan Pustaka Imam Asy-Syafi’I – Indonesia. Pada jilid 1 hal 159 tertulis disana : “Abu ‘Awanah meriwayatkan kepada kami. Ia adalah IBNU Wandhdhah bin ‘Abdullah al-Yasykuri al-Bashri.” Maka kata “IBNU” didalam terjemahan Fathul Baari tersebut terselip oleh penerbit. Karena YANG BENAR adalah Abu ‘Awanah, dia adalah Wandhdhah, bukan Ibnu Wandhdhah. Demikian dalam kitab asli Fathul Baari cetakan Maktabah As-Salafiyyah jilid 1 hal 29 juga bisa dilihat didalam kitab Taqribut Tahdzib hal 650 no 7407 cet Baitul Afkar Ad-Dauliyah.



SYARAH (PENJELASAN) MATAN HADITS :

Perkataan :
فِي قَوْلِهِ تَعَالَى :
(القيامة : 16)]" لاَ تُحَرِّكْ بِهِ لِسَانَكَ لِتَعْجَلَ بِهِ "[
mengenai firman Allah Subhanahu wa ta’ala :
لاَ تُحَرِّكْ بِهِ لِسَانَكَ لِتَعْجَلَ بِهِ
Janganlah kamu menggerakkan lidah mu untuk (membaca) al-Qur’an karena hendak cepat – cepat (ingin menguasai) nya.” [Al-Qur’an Surat Al-Qiyaamah ayat 16]”

Maksud nya Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu’anhuma menceritakan tentang sebab turun surat Al-Qiyamah ayat 16 ini.


Perkataan :
قَالَ : كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُعَالِجُ مِنَ التَّنْزِيلِ شِدَّةً، وَكَانَ مِمَّا يُحَرِّكُ شَفَتَيْهِ.
Ia Radhiyallahu’anhuma berkata : “Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam merasakan beban yang sangat berat saat menerima wahyu. Beliau menggerak – gerakkan kedua bibirnya.”

Maksudnya Pada awalnya, apabila al-Qur’an dibacakan kepada Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam, beliau sering menggerakan – gerakkan kedua bibirnya mengikuti bacaan Jibril, sehingga mengganggu bacaan Jibril Alaihissalam. Beliau tidak sabar untuk meninggu Jibril menyelesaikan bacaan nya karena ingin cepat – cepat menghafal dan menguasainya agar tidak ada yang terluput sedikitpun dari nya dan sebagai bentuk kecintaan beliau terhadap wahyu.


Perkataan :
فَقَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ : فَأَنَا أُحَرِّكُهُمَا لَكُمْ كَمَا كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُحَرِّكُهُمَا.
Ibnu Abbas melanjutkan : “Aku akan menggerak – gerakkan kedua bibir untuk kalian sebagaimana Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam menggerak – gerakkan nya.”

Maksud nya Aku (Ibnu Abbas) akan mencontohkan kepada kalian, sebagaimana Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam menggerakgerakkan bibir nya untuk menghafal dan menguasai wahyu yang turun.

Perkataan :
وَقَالَ سَعِيدٌ : أَنَا أُحَرِّكُهُمَا كَمَا رَأَيْتُ ابْنَ عَبَّاسٍ يُحَرِّكُهُمَا . فَحَرَّكَ شَفَتَيْهِ-
Sa’id bin Jubair berkata : “Aku akan menggerak – gerakkan bibirku sebagaimana aku melihat ‘Abdullah bin ‘Abbas Radhiyallahu’anhu menggerakgerakkan nya (lalu ia menggerak – gerakkan kedua bibirnya).

Maksud nya Aku (Sa’id bin Jubair) akan mencontohkan kepada kalian, sebagaimana ‘Abdullah bin ‘Abbas menggerak – gerakkan bibir nya. Lalu Sa’id bin Jubair mempraktekkan nya kepada orang yang hadir bersama nya.

Perkataan :
فَأَنْزَلَ اللَّهُ تَعَالَى :
"[ لاَ تُحَرِّكْ بِهِ لِسَانَكَ لِتَعْجَلَ بِهِ (16) إِنَّ عَلَيْنَا جَمْعَهُ وَقُرْءانَهُ (17)]"
. قَالَ : جَمْعُهُ لَكَ فِي صَدْرِكَ، وَتَقْرَأَهُ
Kemudian Allah menurunkan ayat :
Janganlah kamu menggerakkan lidah mu untuk (membaca) al-Qur’an karena hendak cepat – cepat (ingin menguasai) nya. Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkan nya (didalam) dan (membuatmu pandai) membacanya.” [Al-Qur’an Surat Al-Qiyamah ayat 16 – 17]
Maksudnya : Mengumpulkan nya dalam dadamu untuk kamu baca.

Kalimat tafsir ini dan tafsir ayat seterusnya adalah penafsiran dari ‘Abdullah bin ‘Abbas Radhiyallahu’anhuma.

Perkataan :
"[فَإِذَا قَرَأْنَاهُ فَاتَّبِعْ قُرْءانَهُ (18)]"
. قَالَ : فَاسْتَمِعْ لَهُ وَأَنْصِتْ
Apabila Kami telah selesai membacakan nya maka ikutilah bacaan nya itu.” [Al-Qur’an Surat Al-Qiyamah ayat 18]
Maksudnya : Dengarkanlah bacaan nya dan diamlah.

"[ثُمَّ إِنَّ عَلَيْنَا بَيَانَهُ (19)]"
ثُمَّ إِنَّ عَلَيْنَا أَنْ تَقْرَأَهُ.
Kemudian, sesungguhnya atas tanggungan Kami-lah penjelasan nya.” [Al-Qur’an Surat Al-Qiyamah ayat 19]
Maksudnya : Kemudian Kami-lah yang menjamin kamu agar bisa membacanya.

Perkataan :
فَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعْدَ ذَلِكَ إِذَا أَتَاهُ جِبْرِيلُ اسْتَمَعَ، فَإِذَا انْطَلَقَ جِبْرِيلُ قَرَأَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَمَا قَرَأَهُ .
Setelah itu, apabila Jibril Alaihissalam datang membawa wahyu, maka beliau pun diam dan mendengarkan nya. Setelah Jibril pergi, barulah Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam membacanya sebagaimana bacaan Jibril.”



FAIDAH (PELAJARAN) HADITS :
1 / 50.
Hadits ini menjadi dalil tentang sebab turun nya ayat 16 – 19 dari surat al-Qiyamah.
2 / 51.
Hadits ini menjadikan pelajaran bahwa hendaklah seorang Muslim itu selalu bersemangat didalam mempelajari al-Qur’an, membaca nya, memahami nya, mengamalkan nya dan mendakwahkan nya.
3 / 52.
Hadits ini menjadi pelajaran bahwa hendaklah orang yang menghadiri majelis ilmu itu diam dan menyimak dengan baik pelajaran yang disampaikan karena didalamnya dibacaan al-Qur’an dan Hadits. Ini merupakan adab yang perlu diperhatikan di majelis ilmu.
4 / 53.
Hadits ini juga memberikan pelajaran hendaklah seorang guru selalu memperhatikan murid yang diajarinya. Dan seorang murid selalu mentaati perkataan guru nya dalam hal kebaikan.
5 / 54.
Hadits ini menjadi pelajaran apabila seorang guru mampu memberikan jaminan kepada murid nya, bahwa si murid tidak akan ketinggalan pelajaran asalkan memperhatikan dengan baik. Tentu itu adalah metode pengajaran yang sangat baik. Sehingga si murid tidak perlu khawatir atas ketinggalan mencatat pelajaran. Dia lebih bisa focus mendengar apa yang disampaikan oleh guru nya. Hal ini tergambar sebagaimana Allah menjamin bagi Rasulullah tentang al-Qur’an.
6 / 55.
Hadits ini juga menjadi pelajaran bahwa menuntut ilmu itu membutuhkan semangat yang kuat dan tinggi.

Penjelasan dan faidah lebih panjang lagi akan datang di kitab At-Tafsir pada hadits no 4927 dan seterusnya. Karena disanalah tempat yang paling pas untuk pembahasan ayat ini. Insya’Allah.

Wallahu a'lam

-
semoga bermanfaat-

Abu Abdillah Prima Ibnu Firdaus ar-Roni al-Mirluny
Kota Jambi, Rabu : 7 Muharram 1434 H / 21 November 2012 M

Tidak ada komentar:

Posting Komentar