Senin, 22 Juli 2013

004. MAJELIS KE EMPAT (Hadits 02. Turunnya Wahyu)


مختصر شرح صحيح البخاري
Mukhtashar Syarah Shahih al-Bukhari
[Memetik Faidah dan Pelajaran dari kitab Shahih al-Bukhari]

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarkatuh.
Bismillah. Alhamdulillah.
Semoga shalawat dan salam tercurahkan kepada Rasulullah
Shallallahu'alaihi wa sallam, kepada keluarga beliau, sahabat beliau dan orang yang mengikuti beliau dengan baik sampai akhir zaman.

Amma ba'du :
Kita lanjutkan pembahasan Shahih Al-Bukhari kita, yang pada hari ini membahas hadits no 2.

MAJELIS KEEMPAT – HADITS NO 2

MATAN SHAHIH AL-BUKHARI
2 - باب
الحديث - 2
قال البخاري : حدّثنا عبد الله بن يوسف قال , أخبرنا مالك , عن هشام بن عروة , عن أبيه , عن عائشة أمّ الـمؤمنين رضي الله عنها : أنّ الحارث بن هشام رضي الله عنه سأل رسول الله صلى الله عليه وسلم فقال : " يا رسول الله , كيف يأتيك الوحي؟ " : فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم : " أحيانا يأتينـي مثل صلصلة الجرس , وهو أشدّه عليّ , فيفصم عنّـي , وقد وعيت عنه ما قال , وأحيانا يتمثّل لي الـملك رجلا , فيكلّمنـي , فأعي ما يقول ." قالت عائسة رضي الله عنها : " ولقد رأيته ينـزل عليه الوحي في اليوم الشّديد البرد فيفصم عنه وإنّ جبينه ليتفصّد عرقا ."
[
الحديث 2 . انظر الحديث 3215]


---oOo---

TERJEMAHAN MATAN
Bab 2
Hadits no 2 :
Al-Bukhari berkata : Abdullah bin Yusuf telah menyampaikan kepada kami, ia berkata : Malik telah mengabarkan kepada kami, dari Hisyam bin Urwah, dari ayahnya, dari Aisyah Ummul Mukminin Radhiyallahu’anha bahwa al-Harits bin Hisyam Radhiyallahu’anhu bertanya kepada Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam : “Wahai Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam, bagaimana cara wahyu turun kepadaku?”

Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam bersabda menjawab : “Wahyu datang kepadaku terkadang seperti suara gemerincing (dentingan) lonceng dan cara ini yang paling berat buat ku. Lalu terhenti sehingga aku memahami apa yang disampaikan. Terkadang berupa malaikat yang datang menyerupai seorang laki – laki lalu berbicara kepada ku yang kemudian aku memahami apa yang diucapkan nya.”

Aisyah Radhiyallahu’anha : “Sungguh, pada suatu hari yang sangat dingin aku pernah melihat wahyu diturunka kepada beliau, lalu terhenti. Saat itu aku melihat dahi beliau bercucuran keringat.” [Hadits no 2. Lihat juga hadits no 3215]

---oOo---

SYARAH HADITS :
Perkataan Imam Al-Bukhari Rahimahullah :
قال البخاري : حدّثنا عبد الله بن يوسف قال , أخبرنا مالك
“Al-Bukhari berkata : Abdullah bin Yusuf telah menyampaikan kepada kami, ia berkata : Malik telah mengabarkan kepada kami,” Malik disini adalah Imam Malik bin Anas bin Malik bin Abi ‘Amir. Kunyah beliau adalah Abu Abdillah. Tinggal di Madinah. Wafat pada tahun 179 H.

Perkataan Imam Malik Rahimahullah :
عن هشام بن عروة , عن أبيه , عن عائشة أمّ الـمؤمنين رضي الله عنها
“dari Hisyam bin Urwah, dari (Urwah) ayahnya, dari Aisyah Ummul Mukminin Radhiyallahu’anha” Gelar Ummul Mukminin ini bagi isteri – isteri Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam berdasarkan firman Allah Subhanahu wa ta’ala :
وَأَزْوَاجُهُ أُمَّهَاتُهُمْ
“… Isteri – isteri nya (Rasulullah) adalah ibu - ibu mereka (yakni Kaum Muslimin)..” [Al-Qur’an Surat Al-Ahzab ayat 6]

Perkatata Aisyah Radhiyallahu'anha :
أنّ الحارث بن هشام رضي الله عنه
“bahwa al-Harits bin Hisyam Radhiyallahu’anhu” Al-Harits bin Hisyam adalah saudara kandung Abu Jahal. Dia dari bani Makhzum. Dia masuk Islam pada hari penaklukan kota Makkah. Beliau termasuk Sahabat yang mulia. Beliau gugur dalam peperangan untuk menaklukan wilayah Syam.

Perkataan Aisyah Radhiyallahu'anha :
سأل رسول الله صلى الله عليه وسلم فقال
“bertanya kepada Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam” Ini menunjukkan bahwa Aisyah Radhiyallahu’anhu turut hadir ketika Al-Harits bertanya kepada Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam.

Perkataan Al-Harits Radhiyallahu'anhu :
"
يا رسول الله , كيف يأتيك الوحي؟ "
“Wahai Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam, bagaimana cara wahyu turun kepadaku?”

Sabda Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam :
فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم : " أحيانا يأتينـي مثل صلصلة الجرس , وهو أشدّه عليّ , فيفصم عنّـي , وقد وعيت عنه ما قال ,
Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam bersabda menjawab : “Wahyu datang kepadaku terkadang seperti suara gemerincing (dentingan) lonceng dan cara ini yang paling berat buat ku. Lalu terhenti sehingga aku memahami apa yang disampaikan.”
Shalshalah yakni suara yang dihasilkan dari benturan besi, yang kemudian kata ini digunakan untuk semua suara yang menimbulkan denting. Adapun Al-Jaras adalah lonceng yang biasa digantung pada leher hewan ternak.

Sabda beliau Shallallahu’alaihi wa sallam :
وأحيانا يتمثّل لي الـملك رجلا , فيكلّمنـي , فأعي ما يقول .
“Terkadang berupa malaikat yang datang menyerupai seorang laki – laki lalu berbicara kepada ku yang kemudian aku memahami apa yang diucapkan nya.”

Perkataan Aisyah Radhiyallahu’anha :
قالت عائسة رضي الله عنها : " ولقد رأيته ينـزل عليه الوحي في اليوم الشّديد البرد فيفصم عنه وإنّ جبينه ليتفصّد عرقا ." [الحديث 2 . انظر الحديث 3215]
“Sungguh, pada suatu hari yang sangat dingin aku pernah melihat wahyu diturunka kepada beliau, lalu terhenti. Saat itu aku melihat dahi beliau bercucuran keringat.” [Hadits no 2. Lihat juga hadits no 3215] Ini menjelaskan dan mengambarkan beratnya wahyu yang diturunkan seperti gemercing lonceng.

“Sungguh pada suatu hari yang sangat dingin” ungkapan ini menunjukkan bahwa betapa berat, payah dan sulitnya kondisi yang beliau alami saat wahyu seperti gemercing lonceng diturunkan. Kondisi ini terjadi diluar kebiasaan pada umumnya. Biasanya keringat itu bercucuran pada hari panas. Berbeda ketika wahyu diturunkan kepada Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam. Ini menunjukkan bahwa sebuah perkara sedang terjadi diluar tabiat manusia.

---oOo---


PELAJARAN DARI HADITS :
19. Hadits ini menjadi dalil bahwa wahyu al-Qur’an itu turun dengan bermacam – macam jenisnya semua nya melalui perantara Malaikat Jibril Alaihissalam.

20. Hadits ini menjadi dalil bahwa wahyu itu seluruhnya berat bagi Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam dan beliau menderita karena beratnya wahyu yang diturunkan kepada beliau.

Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman :
إِنَّا سَنُلْقِي عَلَيْكَ قَوْلًا ثَقِيلًا
"Sesungguhnya Kami akan menurunkan kapadamu perkataan yang berat." [Al-Qur'an Surat Al-Muzzammil ayat 5]

21. Hadits ini juga terkandung pelajaran bahwa ada dua cara penurunan wahyu :
a. Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam mendengar wahyu itu seperti suara dentingan lonceng kemudian wahyu diturunkan kepadanya. Ini adalah cara yang paling berat turun nya wahyu.

b. Malaikat menjelma (berubah bentuk) menjadi seorang laki – laki dari kalangan manusia, lalu berbicara kepada beliau setelah itu beliau menghafal apa yang disampaikan nya. Ini adalah cara yang lebih ringan turun nya wahyu kepada Beliau, sebab kondisinya seperti pembicaraan biasa.

22. Hadits ini juga memberikan hikmah dibalik beratnya kondisi yang Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam hadapi ketika menerima wahyu yakni bertambah nya kedekatan beliau kepada Allah Subhanahu wa ta’ala dan ketinggian derajat beliau disisi Allah Subhanahu wa ta’ala.

23. Hadits ini juga memberikan pelajaran bahwa Al-Qur’an itu adalah benar – benar dari Allah Subhanahu wa ta’ala, bukan perkataan manusia. Karena jika wahyu al-Qur’an ini perkataan manusia, cara penyampaian nya tidak mungkin seberat apa yang Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam rasakan ketika menerima wahyu.

24. Hadits ini juga memberikan pelajaran bahwa Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi wa sallam adalah benar – benar seorang Nabi dan Rasul Allah.

25. Hadits ini juga menjadi dalil bahwa Malaikat bisa merubah bentuk menjadi manusia, atas izin Allah Subhanahu wa ta’ala.

26. Hadits ini juga mengandung pelajaran bahwa bertanya tentang kaifiyat atau cara sesuatu untuk lebih menambah kemantapan hati dan iman tidaklah menodai keyakinan (iman).

27. Hadits ini juga mengandung pelajaran bahwa menanyakan keadaan para Nabi dalam menerima wahyu atau tentang masalah lain nya, hukum asalnya itu dibolehkan.

28. Hadits ini juga mengandung pelajaran bahwa jika suatu masalah yang ditanyakan membutuhkan jawaban secara terperinci menjadi beberapa bagian, maka pada awal jawaban nya hendaklah si penjelas (penjawab) mengisyaratkan adanya perincian dalam masalah tersebut.

29. Hadits ini juga mengandung pelajaran bahwa jika seseorang mengabarkan tentang suatu berita yang besar kepada manusia, hendaklah dia menguatkan berita agar orang lebih yakin terhadapnya seperti menyampaikan pengalaman nya terhadap berita tersebut. Seperti yang dilakukan oleh Aisyah Radhiyallahu'anha diatas.

Alhamdulillah selesai, Insya'Allah bersambung ke hadits no 3

Semoga bermanfaat

Abu Abdillah Prima Ibnu Firdaus ar-Roni al-Mirluny
Kota Jambi, Senin Sore : 6 Dzulhijjah 1433 H / 22 Oktober 2012 M

Tidak ada komentar:

Posting Komentar