Bagaimana al-Qur'an Diturunkan dan Kapan?
Semoga catatan saya satu tahun yang lalu ini bermanfaat lagi.
TAFSIR AL-FIRDAUS
[Tafsir Al-Qur'an Ringkas, Mudah dan Padat Makna]
DEFINISI AL-QUR'AN
a. Menurut Bahasa
Sebelum menjelaskan definisi al-Qur'an, maka ada baiknya mengetahui
definisi Qara'a dan Qira'ah. Qara'a memiliki arti mengumpulkan dan
menghimpun. Sedangkan Qira'ah berarti merangkai huruf - huruf dan kata -
kata antara satu dengan lain nya dalam satu ungkapan kata yang teratur.
Al-Qur'an asalnya sama dengan Qira'ah yaitu akar kata (masdar-infinitif) dari Qara'a, Qira'atan, wa Qur'anan.
Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala :
إنّ علينا جمعه وقرآنه . فإذاقرأنه فاتّبع قرءانه
"Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan
(membuatmu pandai) membacanya. Apabila Kami selesai membacanya maka
ikutilah bacaan nya itu." [Al-Qur'an surat 75 : Al-Qiyamah : 17-18]
Qur'anah disini berarti Qira'ah (bacaan atau cara membacanya).
b. Menurut Istilah
Al-Qur'an menurut istilah adalah Kalam (Perkataan) Allah Subhanahu wa
ta'ala yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu'alaihi wa sallam
melalui perantara malaikat Jibril Alaihissalam, yang ditulis dalam
mushaf dan disampaikan kepada kita dengan cara mutawatir, membacanya
merupakan ibadah dan menentang kepada manusia agar membuat surat
terpendek semisalnya.
Penjelasan definisi
"Kalam (Perkataan) Allah Subhanahu wa ta'ala" maka Al-Qur'an bukanlah makhluk dan juga perkataan manusia.
"Yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu'alaihi wa sallam"
maka ini menunjukkan bahwa kitab - kitab yang Allah turunkan kepada Nabi
sebelum Nabi Muhammad tidaklah dinamakan dengan Al-Qur'an.
"Melalui perantara malaikat Jibril Alaihissalam," ini menunjukkan Al-Qur'an terjaga dari campur tangan Iblis.
"Yang ditulis dalam mushaf" ini menunjukkan pengumpulan Al-Qur'an dalam
satu kitab tidaklah termasuk perkara baru didalam agama.
"Dan disampaikan kepada kita dengan cara mutawatir" ini menunjukkan bahwa bacaan yang ganjil tidak termasuk.
"Membacanya merupakan ibadah" ini menunjukkan bahwa hadits Qudsi dan hadits Nabawi tidak termasuk.
"dan menentang kepada manusia agar membuat surat terpendek semisalnya"
ini menunjukkan keagungan dan kebenaran Al-Qur'an, bahwa dia benar -
benar diturunkan dari Rabb Semesta Alam, Allah Subhanahu wa Ta'ala.
---oOo---
NAMA - NAMA LAIN AL-QURAN DAN SIFAT AL-QUR'AN
Al-Qur'an mempunyai banyak nama dan sifat, ini memberikan pelajaran
tentang keagungan Al-Qur'an. Allah Subhanahu wa ta'ala telah menyebutkan
nama - nama lain dari Al-Qur'an dan sifat - sifat Al-Qur'an.
Diantara nama lain dari Al-Qur'an :
1. Al-Kitab
Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman :
لقدا أنزلنآ إليكم كنبافيه ذكركم
"Telah Kami turunkan kepadamu Al-Kitab yang didalamnya terdapat kemuliaan bagimu." [Al-Qur'an Surat Al-Anbiyaa' ayat 10]
2. Al-Furqan
Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman :
تبارك الّذى نزّل الفرقان على عبده ليكون للعلمين نذيرا
"Mahasuci Allah Yang telah menurunkan Al-Furqan kepada hamba-Nya, agar
dia menjadi pemberi peringatan kepada penduduk alam." [Al-Qur'an Surat
Al-Furqan ayat 1]
3. Adz-Dzikr
Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman :
إنّانحن نزلنا الذّكر وإنّاله لحفظون
"Sesungguhnya Kamilah yang telah menurunkan Adz-Dzikr dan sesungguhnya
Kamilah yang akan menjaganya." [Al-Qur'an Surat Al-Hijr ayat 9]
4. At-Tanzil
Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman :
وإنّه لتنزيل ربّ العلمين
"Dan dia itu adalah Tanzil (kitab yang diturunkan) dari Rabb semesta Alam." [Al-Qur'an Surat Asy-Syu'ara ayat 192]
Diantara sifat Al-Qur'an yang dijelaskan Allah Subhanahu wa ta'ala adalah :
1. An-Nur (cahaya)
Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman :
يأيّها النّاس قدجاءكم برهن مّن رّبّكم وأنزلنآ إليكم نورا مّبينا
"Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu bukti kebenaran dari
Rabbmu. Dan telah Kami turunkan kepadamu (Al-Qur'an sebagai) cahaya yang
terang menerangi." [Al-Qur'an Surat An-Nisa ayat 74]
2. Al-Mau'izah (Nasehat), Asy-Syifa' (Obat), Al-Huda (Petunjuk) dan Ar-Rahmah (Rahmat)
Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman :
يأيّها النّاس قدجاءتكم مّوعظة مّن رّبّكم وشفآء لّما في الصّدور وهدى ورحمة لّلمؤمنين
"Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Rabbmu
dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan
petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman." [Al-Qur'an Surat
Yunus 57]
3. Al-Mubin (Yang menjelaskan)
Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman :
يأهل الكتب قدجآءكم رسولنا يبيّن لكم كثرا مّمّا كنتم تخفون من الكتب ويعفوا عن كثر , قد جآءكم مّن الله نور وكتب مّبين
"Hai Ahli Kitab, sesungguhnya telah datang kepadamu Rasul Kami,
menjelaskan kepadamu banyak dari isi Al Kitab yang kamu sembunyi kan,
dan banyak (pula yang) dibiarkannya. Sesungguhnya telah datang kepadamu
cahaya dari Allah, dan Kitab yang menerangkan. [Al-Qur'an Surat
Al-Maa'idah ayat 15]
4. Al-Mubarak (Yang Diberkahi)
وهذا
كتب أنزلنه مبارك مّصدّق الّذي بين يديه ولتنذر أمّ القرى ومن حولها ,
والّذين يؤمنون بالأخيرة يؤمنون به , وهم على صلاتهم يحافظون
"Dan ini
(Al Quran) adalah kitab yang telah Kami turunkan yang diberkahi;
membenarkan kitab-kitab yang (diturunkan) sebelumnya dan agar kamu
memberi peringatan kepada (penduduk) Ummul Qura (Mekah) dan orang-orang
yang di luar lingkungannya. Orang-orang yang beriman kepada adanya
kehidupan akhirat tentu beriman kepadanya (Al Quran) dan mereka selalu
memelihara sembahyangnya." [Al-Qur'an Surat Al-An'am ayat 92]
5. Al-Basyir (Pembawa Berita Gembira)
Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman :
قل من كان عدوّا لّجبريل فإنّه نزّله على قلبك بإذن الله مصدّقا لّما بين يديه وهدى وبشرى للمؤمنين
Katakanlah: "Barang siapa yang menjadi musuh Jibril, maka Jibril itu
telah menurunkannya (Al Quran) ke dalam hatimu dengan seizin Allah;
membenarkan apa (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjadi petunjuk serta
berita gembira bagi orang-orang yang beriman." [Al-Qur'an Surat
Al-Baqarah ayat 97]
6. Al-Majid (Yang Mulia)
Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman :
ق . والقرءان المجيد
"Qaaf. Demi Al Quran yang sangat mulia." [Al-Qur'an Surat Qaaf ayat 1]
بل هو فرءان مّجيد
"Bahkan yang didustakan mereka itu ialah Al Quran yang mulia" [Al-Qur'an Surat Al-Buruj ayat 21]
7. An-Nadzir (Pemberi peringatan)
Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman :
كتب فصّلت ءايته قرءنا عربيا لّفوم يعلمون . بشرا ونذيرا فأعرض أكثرهم فهم لا يسمعون
"Kitab yang dijelaskan ayat-ayatnya, yakni bacaan dalam bahasa Arab,
untuk kaum yang mengetahui, yang membawa berita gembira dan yang membawa
peringatan, tetapi kebanyakan mereka berpaling, tidak mau mendengarkan.
[Al-Qur'an Surat Fushshilat ayat 3-4]
-bersambung ke pembahasan yang lain-
Abu Abdillah Prima Ibnu Firdaus Ar-Roni Al-Mirluny
Desa Merlung, Hari Idhul Fitri : Ahad (minggu) 1 Syawal 1433 H / 19 Agustus 2012 M
---oOo---
TAFSIR AL-FIRDAUS
[Tafsir Al-Qur'an Ringkas, Mudah dan Padat Makna]
MUQADDIMAH bagian 2
---oOo---
SEJARAH PENURUNAN AL-QUR’AN
1. Siapa yang menurunkan Al-Qur’an? Siapa yang membawa Al-Qur’an turun? Dan kepada siapa Al-Qur’an Diturunkan?
Yang menurunkan Al-Qur’an adalah Rabb Semesta Alam yakni Allah
Subhanahu wa ta’ala. Sedangkan yang membawa Al-Qur’an turun adalah
Ar-Ruh Al-Amin yakni Malaikat Jibril Alaihissalam setelah menerimanya
secara mendengar dari Allah Subhanahu wa ta’ala dengan lafazh yang
khusus. Dan yang menerima Al-Qur’an adalah Rasulullah yakni Muhammad bin
Abdullah Shallallahu’alaihi wa sallam dengan bahasa Arab yang jelas.
Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman menjelaskan masalah ini, Firman-Nya:
وأنّه لتنـزيل ربّ العلمين . نزل به الرّوح الأمين . على قلبك لتكون من المنذرين , بلسان عربىّ مّبين
“Dan sesungguhnya Al-Qur’an ini benar-benar diturunkan oleh Rabb
Semesta Alam, dia (Al-Qur’an) dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin
(Jibril),ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di
antara orang-orang yang ember peringatan, dengan bahasa Arab yang
jelas.” [Al-Qur’an surat asy-Syu’ara ayat 192-195]
---oOo---
2. Menurunkan Al-Qur’an salah satu cara Allah Subhanahu wa ta’ala menyampaikan Agama-Nya.
Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman :
وما كان لبشر أن يكلّمه الله إلاّ وحيا أو من ورآى حجاب أو يرسل رسولا فيوحى بإذنه مايشاء , إنّه علىّ حكيم
“Dan tidaklah patut bagi seorang manusia bahwa Allah akan berbicara
kepadanya kecuali dengan perantara wahyu atau dari belakang tabir
(hijab) atau dengan mengutus utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanya
dengan izin-Nya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi
lagi Maha Bijaksana.” [Al-Qur’an surat asy-Syuuraa ayat 51]
Dalam ayat diatas, Allah Subhanahu wa ta’ala menerangkan bahwa Dia
berbicara untuk menyampaikan syariat agama-Nya kepada manusia dengan
tiga cara (perantara) yaitu :
• Dengan cara Wahyu.
• Berbicara langsung dari balik tabir (hijab).
• Mengirim seorang utusan (malaikat) lalu ia mewahyukan apa yang dikehendaki-Nya dengan izin-Nya.
---oOo---
3. Dimana Al-Qur’an itu berada sebelum diturunkan?
Al-Qur’an sebelum diturunkan berada di kitab Lauh Al-Mahfuzh,
sebagaimana yang diberitakan Allah Subhanahu wa ta'ala dibeberapa ayat
didalam Al-Qur’an, seperti di firman-Nya :
بل هو قرءان مّجيد . فى لوح مّحفوظ
"Bahkan yang didustakan mereka itu adalah al-Quran yang mulia, yang
(tersimpan) dalam Lauh Al-Mahfuzh." [Al-Qur’an surat Al-Buruj ayat
21-22]
Adapun cara dan bagaimana adanya, awal mulanya Al-Qur’an
di Lauh al-Mahfuzh, itu hanyalah Allah Subhanahu wa ta'ala yang
mengetahuinya. Kita tidak berhak menanyakan tentang caranya dan awal
keberadaan nya. Karena tidak akan mungkin mampu dicapai oleh akal kita.
Kita hanyalah wajib mempercayai, mengimani dan membenarkan nya, dimana
hal ini termasuk kepada iman terhadap perkara yang ghaib, yang tidak
dipercayai kecuali oleh orang-orang yang bertakwa.
Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman :
الم . ذ لك الكتب لا ريب فيه هدى لّلمتقين , الّذين يؤ منون بالغب
"Alif Lam Mim. Kitab (Al Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya;
petunjuk bagi mereka yang bertaqwa. (yaitu) mereka yang beriman kepada
yang ghaib..." [Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 1-3]
---oOo---
4. Tahap – tahapan penurunan Al-Qur’an
Orang yang menelaah ayat - ayat Al-Qur’an akan menyimpulkan bahwa
penurunan Al-Qur’an itu terbagi kepada dua tahap (dua fase) yakni
Penurunan Al-Qur’an secara keseluruhan dan Penurunan Al-Qur’an secara
bertahap, berikut penjelasan nya.
Pertama : Penurunan Al-Qur’an
secara keseluruhan yakni penurunan Al-Qur’an sekaligus dari Lauh
Al-Mahfuzh ke Bait Al-Izzah di langit dunia. Penurunan ini terjadi pada
malam Lailatul Qadar di bulan Ramadhan.
Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman :
بل هو قرءان مّجيد . فى لوح مّحفوظ
"Bahkan yang didustakan mereka itu adalah Al-Qur’an yang mulia, yang
(tersimpan) dalam Lauh Al-Mahfuzh." [Al-Qur’an Surat Al-Buruj ayat
21-22]
Kedua ayat ini (21 dan 22) menunjukkan bahwa Al-Qur’an itu berada di Lauh Al-Mahfuzh.
Tentang terjadinya penurunan dibulan ramadhan dan pada -malam Lailatul Qadar-.
Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman :
شهر رمضان الّذى أنزل فيه القرءان هدى للنّاس وبينت مّن الهدى والفرقان
"Bulan Ramadhan yang diturunkan didalam nya Al-Qur’an sebagai petunjuk
bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta
pembeda (antara yang hak dan yang bathil)." [Al-Qur’an Surat Al-Baqarah
ayat 185]
Juga firman Nya :
إنّا أنزلنه في ليلة القدر
"Sesungguhnya Kami telah menurunkan (Al-Qur’an) pada malam Qadar (kemuliaan)." [Al-Qur’an Surat Al-Qadar ayat 1]
Juga firman Nya :
إنّا أنزلنه في ليلة مّبركة
"Sesungguhnya Kami menurunkan nya (Al-Qur’an) pada suatu malam yang
diberkahi (malam qadar)." [Al-Qur’an Surat Ad-Dukhan ayat 3]
Ketiga ayat ini (Al-Baqarah ayat 185, Al-Qadar ayat 1 dan Ad-Dakhan ayat
3) secara keseluruhan menunjukkan bahwa Al-Qur’an diturunkan secara
sekaligus dibulan Ramadhan, tepatnya pada malam Lailatul Qadar sebagai
malam yang diberkahi. Pendapat ini adalah pendapat yang paling benar dan
paling terkenal, dia adalah pendapat yang kuat.
Berikut atsar - atsar dari Ibnu Abbas yang menjelaskan hal ini.
a. Ibnu Abbas Radhiyallahu'anhu berkata : "Al-Qur’an diturunkan pada
malam Lailatul Qadar secara sekaligus (semuanya) ke langit dunia, tempat
turun nya bagian-bagian Al-Qur’an. Kemudian Allah menurunkan nya (dari
langit dunia itu) kepada Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam
sebagian demi sebagian." [Diriwayatkan oleh Imam al-Hakim dan Al-Baihaqi
dan yang lain nya]
b. Ibnu Abbas Radhiyallahu'anhu berkata :
"Al-Qur’an diterangkan sebagai dzikir, lalu diletakkan pada Bait Al-Izza
di langit dunia. Kemudian Jibril Alaihissalam menurunkan nya kepada
Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam (bagian demi bagian)." [Diriwayatkan
oleh Imam al-Hakim dan Imam Ibnu Abi Syaibah]
c. Ibnu Abbas
Radhiyallahu'anhu berkata : "Al-Qur’an diturunkan pada malam lailatul
qadar dibulan ramadhan ke langit dunia secara sekaligus. Kemudian
(setelah itu) diturunkan secara berangsur-angsur (kepada Nabi
Shallallahu'alaihi wa sallam)." [Diriwayatkan oleh Imam Thabrani]
d. Ibnu Abbas Radhiyallahu'anhu berkata : "Al-Qur’an diturunkan secara
sekaligus sampai diletakkan pada Bait al-Izzah dilangit dunia. Kemudian
Jibril Alaihissalam menurunkan nya kepada Nabi Shallallahu'alaihi wa
sallam sebagai jawaban (pedoman/petunjuk) pertanyaan manusia dan
perbuatan nya." [Diriwayatkan oleh Imam Thabrani]
e. Ibnu Abbas
Radhiyallahu'anhu berkata : "Allah menurunkan Al-Qur’an dalam satu
malam -yakni pada Lailatul Qadar- ke langit dunia, kemudian setelah itu
diturunkan dalam waktu (kurang lebih 23 tahun).
Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman :
وقال الّذين كفروالولا نزّل عليه القرءان جملة وحدة كذلك لنثـبّت به فؤادك ورتّلنه ترتيلا
"Berkatalah orang-orang yang kafir: "Mengapa Al Qur’an itu tidak
diturunkan kepadanya sekali turun saja?" demikianlah supaya Kami perkuat
hatimu dengannya dan Kami membacanya secara tartil. [Al-Qur’an Surat
Al-Furqan ayat 32]
Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman :
وقرءانا فرقنه لتقرأه , على النّاس على مكث ونزّ لنه تنزيلا
"Dan Al-Qur’an itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar
kamu membaca nya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkan nya
bagian demi bagian." [Al-Qur’an Surat Al-Isra ayat 106]
Semua
riwayat Ibnu Abbas diatas adalah SHAHIH, sebagaimana yang disebutkan
oleh Imam As-Suyuthi rahimahullah, namun mauquf (hanya disandarkan
kepada Ibnu Abbas). Walaupun demikian, kesemuanya memiliki derajat yang
marfu (sampai kepada Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam) dan boleh
dijadikan hujjah.
Kedua : Penurunan Al-Qur’an secara berangsur -
angsur kepada Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam dalam jangka waktu
kurang lebih 23 tahun, selama diutusnya Beliau Shallallahu'alaihi wa
sallam.
Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman :
وقال الّذين كفروالولا نزّل عليه القرءان جملة وحدة كذلك لنثـبّت به فؤادك ورتّلنه ترتيلا
"Berkatalah orang-orang yang kafir: "Mengapa Al Qur’an itu tidak
diturunkan kepadanya sekali turun saja?" demikianlah supaya Kami perkuat
hatimu dengannya dan Kami membacanya secara tartil. [Al-Qur’an Surat
Al-Furqan ayat 32]
Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman :
وقرءانا فرقنه لتقرأه , على النّاس على مكث ونزّ لنه تنزيلا
"Dan Al-Qur’an itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar
kamu membaca nya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkan nya
bagian demi bagian." [al-Qur’an Surat Al-Isra ayat 106]
Kedua
ayat tersebut menunjukkan secara jelas, bahwa Al-Qur’an tidak diturunkan
kepada Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam secara sekaligus, akan tetapi
diturunkan kepada beliau secara berangsur-angsur sesuai dengan peristiwa
dan kejadian yang terjadi.
---oOo---
5. Cara penurunan Al-Qur’an dari Bait Al-Izzah kepada Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam.
Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam dengan dua cara, yakni secara Ibtida'i dan Sababi.
Pertama : Turun Secara Ibtida'i yaitu ayat Al-Qur’an yang turun tanpa
didahului oleh suatu sebab yang melatarbelakanginya. Dan mayoritas ayat -
ayat Al-Qur’an turun secara ibtida'i ini.
Diantara ayat yang turun secara ibtida’i ini. Firman Allah Subhanahu wa ta'ala :
ومنهم مّن عهد الله لئن ءاتنا من فضله لنصدّقنّ ولنكو ننّ من الصّليحين
"Dan diantara mereka ada yang menjanjikan kepada Allah “ Sesungguhnya
jika Allah memberikan sebagian karunia-Nya kepada kami, sungguh kami
akan bershadaqah dan sungguh kami akan menjadi orang-orang yang termasuk
dalam orang-orang yang shaleh." [al-Quran Surat At-Taubah ayat 75]
Sesungguhnya ayat ini mula-mula turun untuk menjelaskan keadaan
sebagian orang-orang munafik. Adapun mengenai berita yang masyhur
(terkenal) bahwa ayat ini (Al-Qur’an surat Al-Furqan ayat 75) turun
berkenaan dengan Tsa'labah bin Hathib dalam suatu kisah yang panjang
merupakan riwayat yang LEMAH, yang tidak dapat dibenarkan.
Kedua : Turun Secara Sababi yaitu ayat Al-Qur’an yang turun dengan
didahului oleh suatu sebab yang melatarbelakanginya. Sebab-sebab itu
bisa berupa pertanyaan yang diajukan kepada Rasulullah
Shallallahu’alaihi wa sallam, bisa berupa suatu kejadian atau peristiwa
yang membutuhkan penjelasan dan peringatan, atau suatu permasalahan yang
membutuhkan penjelasan hukum.
a.Sebab berupa pertanyaan.
Contoh Firman Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman :
يسئلونك عن الأهلّة . قل هى موقيت للنّاس والحجّ
"Mereka bertanya kepada mu (Muhammad) tentang bulan Sabit. Katakanlah :
"Bulan sabit itu adalah tanda - tanda waktu bagi manusia dan (bagi
ibadah) haji." [Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 189]
b.Sebab berupa kejadian sebuah peristiwa yang membutuhkan penjelasan dan peringatan.
Contoh firman Allah Subhanahu wa ta'ala :
ولئن سأتـهم ليقولنّ إنّما كنّانخوض ونعلب . قل أبا الله وءايته ورسوله كنتم تستهزءون
"Dan jika kamu bertanya kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan
itu), tentulah mereka akan menjawab : "Sesungguhnya kami hanya bersenda
gurau dan bermain-main saja." Katakanlah: "Apakah dengan Allah,
ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?" [Al-Qur’an Surat
At-Taubah ayat 65]
Ayat ini turun berkenaan seseorang laki-laki
munafik yang berkata dalam suatu majelis pada waktu perang tabuk :
"Kami tidak melihat orang semisal para pembaca Al-Qur’an kita ini,
mereka paling besar perutnya, paling dusta lisan nya, dan paling penakut
ketika bertemu dengan musuh"
Yang dia maksud didalam ucapan nya
adalah Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam dan para Sahabat beliau.
Kemudian ucapan nya sampai kepada Rasulullah Shallallahu'alaihi wa
sallam, kemudian turun ayat Al-Qur’an ini. Kemudian laki-laki tersebut
datang kepada Rasulullah untuk meminta maaf kepada beliau, maka beliau
menjawab dengan membaca firman Allah lanjutan ayat tadi :
"Apakah
dengan Allah, dan ayat-ayat Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?"
Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman. Jika
Kami memaafkan segolongan kamu (lantaran mereka taubat), niscaya Kami
akan mengazab golongan (yang lain) disebabkan mereka adalah orang-orang
yang selalu berbuat dosa.” [Al-Qur’an Surat At-Taubat ayat 65-66]
c. Suatu permasalahan yang membutuhkan penjelasan hukum.
Contoh nya firman Allah Subhanahu wa ta'ala :
قد سمع الله قوالّتى تجدلك في زوجها وتشتكى إلى الله , والله يسمع تحاوركما , إنّ الله سميع بصير
"Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan wanita yang mengajukan
gugatan kepada kamu tentang suaminya, dan mengadukan hal nya kepada
Allah. Dan Allah mendengar soal jawab antara kamu berdua. Sesungguhnya
Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat" [Al-Qur’an Surat al-Mujadilah
ayat 1]
---oOo---
6. Bentuk wahyu yang turun kepada Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam
عن عائشة أمّ الـمؤمنين رضي الله عنها : أنّ الحارث بن هشام رضي الله عنه
سأل رسول الله صلى الله عليه وسلم فقال : يا رسول الله , كيف يأتيك الوحي؟ :
فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم : " أحيانا يأتينـي مثل صلصلة الجرس ,
وهو أشدّه علىّ , فيفصم عنّـي , وقد وعيت عنه ما قال , وأحيانا يتمثّل لي
الـملك رجلا فيكلّمنـي , فأعي ما يقول " قالت عائسة ضي الله عنها : ولقد
رأيته ينزل عليه الوحي في اليوم الشّديد البرد فيفصم عنه وإنّ جبينه
ليتفصّد عرقا . [صحيح البخاري : الحديث 2 . انظر الحديث 3215]
Dari
Aisyah Ummul Mukminin Radhiyallahu’anha bahwa al-Harits bin Hisyam
Radhiyallahu’anhu bertanya kepada Rasulullah Shallallahu’alaihi wa
sallam : “Wahai Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam, bagaimana cara
wahyu turun kepadamu?” Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam bersabda
menjawab : “Wahyu datang kepadaku terkadang seperti suara gemerincing
(dentingan) lonceng dan cara ini yang paling berat buat ku. Lalu
terhenti sehingga aku memahami apa yang disampaikan. Terkadang berupa
malaikat yang datang menyerupai seorang laki – laki lalu berbicara
kepada ku yang kemudian aku memahami apa yang diucapkan nya.” Aisyah
Radhiyallahu’anha : “Sungguh, pada suatu hari yang sangat dingin aku
pernah melihat wahyu diturunka kepada beliau, lalu terhenti. Saat itu
aku melihat dahi beliau bercucuran keringat.” [Shahih al-Bukhari :
Hadits no 2. Lihat juga hadits no 3215]
---oOo---
7. Ayat yang pertama kali turun kepada Rasulullah Shalallahu'alaihi wa sallam.
عن عائشة رضي الله عنها أنـّها قالت : " أوّل ما بدئ به رسول الله صلى
الله عليه وسلم من الوحي الرّؤيا الصّادقة في النّوم , فكان لا يرى رؤيا
إلّا جاءت مثل فلق الصّبح , فكان يأتي حراء فيتحنّث فيه – وهو التّعبّد –
الّليالي ذوات العدد , ويتزوّد لذ لك ثـمّ يرجع إلى خديـجة فتزوّده لـمثلها
حتّـى فجئه الـحقّ وهو في غار حراء , فجاءه الـملك فيه فقال : اقرأ . فقال
له النّبـيّ صلى الله عليه وسلم : ما أنابقارئ . فأخذني فغطّنـي حتّـى بلغ
منّـي الـجهد , ثـمّ أرسلنـي فقال : اقرأ . فقلت : ما أنابقارئ . فأخذني
فغطّنـي الثّانية حتّـى بلغ منّـي الـجهد , ثـمّ أرسلنـي فقال : اقرأ .
فقلت : ما أنابقارئ . فأخذني فغطّنـي الثّالثة حتّـى بلغ منّـي الـجهد .
ثـمّ أرسلنـي فقال : " اقرأ باسم ربّك الّذي خلق . حتـى بلغ . مالـم يعلم
(العلق : 1-5) " فرجع بـها ترجف بوادره حتّـى دخل على خديـجة فقال :
زمّلوني , زمّلوني . فزمّلوه حتّـى ذهب عنه الرّوع فقال : يا خديـجة , مالي
؟ وأخبرها الـخبر وقال : قد خشيت علىّ . فقالت له : كلّا أبشر , فو الله
لا يـخزيك الله أبدا , إنّك لتصل الرّحم , وتصدق الـحديث , وتـحمل الكلّ ,
وتقري الضّيف , وتعين على نوائب الـحقّ . ثـمّ انطلقت به خديـجة حتّـى أتت
به ورقة بن نوفل بن أسد بن عبد العزّى بن قصيّ - وهو أبن عمّ خديـجة أخو
أبيها- وكان امرءا تنصّر قي الـجاهليّة وكان يكتب الكتاب العربـيّ , فيكتب
بالعربيّة من الإنـجيل ما شاء الله أنّ يكتب , وكان شيخا كبرا قد عمي –
فقالت له خديـجة : أي ابن عمّ , و اسـمع من ابن أخيك . فقال ورقة : ابن أخي
, ماذا ترى؟ فأخبره النّبـيّ صلى الله عليه وسلم مارأى . فقال ورقة : هذا
النّاموس , الّذي أنزل على موسـى , يا ليتنـي فيها جذعا أكون حيّا حين يـخر
جك قومك . فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم : أومـخرجيّ هم؟ فقال ورقة :
نعم , لـم يأت رجل قطّ بـما جئت به إلّا عودي , وأنّ يدركنـي يومك أنصرك
نصرا مؤزّرا . ثـمّ لـم ينشب ورقة أن توفّـي , وفتر الوحـي فترة حتـّى حزن
الـنّبـيّ صلى الله عليه وسلم فيما بلغنا حزنا غدا منه مرار كي يتردّى من
رؤس شواهق الـجبال , فكلّما أوفـى بذروة جبل لكي يلقي منه نفسه تبدّى له
جبريل فقال : يا مـحمّد , إنّك رسول الله حقا . فيسكن لذلك جأشه وتقرّ نفسه
فيرجع , فإذا طالت عليه فترة الوحي , غدا لـمثل ذلك , فإذا أوفـى بذروة
جبل تبدّى له جبريل فقال له مثل ذلك " [صحيح البخاري: الحديث 6982 . انظر
الحديث 3, 4953, 4955, 4956, 4957]
Dari Aisyah Radhiyallahu’anha, ia
berkata : “Permulaan wahyu yang datang kepada Rasulullah
Shallallahu’alaihi wa sallam adalah lewat mimpi yang benar dalam tidur.
Mimpi beliau itu datang (sangat jelas) seperti cahaya subuh. Saat itu,
beliau sering menyendiri di Gua Hira untuk tahannuts –yaitu beribadah-
selama beberapa malam, lalu pulang ke rumah Khadijah untuk mengambil
bekal, kemudian kembali tahannuts. Sampai akhirnya, datanglah wahyu
ketika beliau di Gua Hira. Malaikat (Jibril) datang seraya berkata :
“Bacalah” Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam menjawab : “Aku tidak bisa
membaca.” Nabi menjelaskan bahwa saat itu Jibril memegang dan memeluk
beliau dengan kuat sampai beliau merasa sesak. Lalu Jibril melepaskan
beliau dan berkata lagi : “Bacalah” Beliau menjawab : “Aku tidak bisa
membaca.” Jibril kembali memeluk beliau sangat kuat untuk kali kedua
hingga beliau merasa sesak. Kemudian dia kembali melepaskan beliau dan
berkata lagi : “Bacalah” Beliau menjawab : “Aku tidak bisa membaca”
Jibril kembali memeluk beliau dengan sangat kuat untuk ketiga kalinya
hingga beliau merasa sesak. Lalu dia melepaskan beliau dan berkata :
“Bacalah dengan (menyebut) nama Rabbmu yang menciptakan…” hingga ayat
“Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.” [Al-Qur’an surat
al-A’laq ayat 1-5]
Beliau kembali membawa wahyu tersebut ke rumah
Khadijah dengan hati bergetar. Beliau berkata : “Selimuti aku, selimuti
aku.” Beliau pun diselimuti hingga hilang rasa takutnya. Beliau kembali
berkata : “Wahai Khadijah, ada apa dengan ku.” Lalu beliau menceritakan
peristiwa yang terjadi kepada Khadijah. “Aku mengkhawatirkan diriku”
Khadijah berkata : “Bergembiralah, Demi Allah. Dia tidak akan
mencelakakan mu selama – lamanya. Karena engkau adalah orang yang suka
menyambung silaturrahim, selalu berkata jujur, meringankan beban orang
lemah, memuliakan tamu, dan engkau selalu menolong dalam hal – hal yang
baik (benar).”
Khadijah kemudian mengajak beliau bertemu dengan
Waraqah bin Naufal bin Asad bin Abdul Uzza putra paman Khadijah yang
beragama Nasrani pada masa jahiliah. Waraqah bisa menulis dalam bahasa
arab. Dia juga pernah menulis Injil dalam bahasa Arab. Saat itu, Waraqah
sudah tua dan matanya buta. Khadijah berkata : “Putra pamanku,
dengarkanlah apa yang akan disampaikan oleh putra saudaramu ini.”
Waraqah bertanya : “Putra saudaraku, apa yang telah engkau alami.” Nabi
Shallallahu’alaihi wa sallam menuturkan peristiwa yang dialaminya.
Waraqah berkata : “Ia adalah Namus (Jibril) yang pernah diutus Allah
kepada Musa. Duhai, seandainya aku masih muda dan aku masih hidup saat
engkau nanti diusir kaum mu.” Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam
bertanya : “Apakah aku akan diusir mereka?” Waraqah menjawab : “Ya,
sebab tidak ada seorangpun datang dengan membawa wahyu seperti yang
engkau bawa ini kecuali dia dimusihi. Seandainya aku ada saat kejadian
itu, pasti aku menolongmu dengan semua kemampuan ku. Waraqah pun tidak
mengalami peristiwa yang diyakinan nya tersebut karena lebih dahulu
meninggal pada masa fatrah (kekosongan) wahyu.
Dimasa fatrah ini,
Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam sangat sedih dan terpukul. Dari hadits
– hadits yang sampai kepada kami, terlihat bahwa beliau sangat sedih
hingga seperti orang yang ingin menjatuhkan diri dari puncak gunung yang
tinggi. Namun setiap kali beliau sampai di puncak gunung, Jibril selalu
menampakkan diri dan berkata : “Wahai Muhammad, engkau benar – benar
seorang utusan Allah.” Hal itu membuat kegelisahan beliau menjadi hilang
dan kembali merasa tenang, lalu beliau kembali ke rumah. Jika wahyu
terputus lagi dalam rentan yang agama lama, beliau kembali melakukan hal
serupa. Namun setiap beliau sampai di puncak gunung, Jibril menampakkan
diri dan mengatakan hal yang sama.” [Shahih Bukhari : Hadits no 6982.
Lihat juga hadits no 3, 4953, 4955, 4956, 4957]
---oOo---
8. Ayat yang terakhir kali turun.
واتّقوايوما ترجعون فيه إلي الله , ثمّ توفّى كلّ نفس مّاكسبت وهم لا يظلمون
“Dan peliharalah dirimu dari (azab yang terjadi pada) hari yang pada
waktu itu kamu semua dikembalikan kepada Allah. Kemudian masing-masing
diri diberi balasan yang sempurna terhadap apa yang telah dikerjakannya,
sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan).” [Al-Qur’an Surat
Al-Baqarah ayat 281]
Ini didasarkan pada hadits yang
diriwayatkan oleh Imam An-Nasa’I dan lain nya dari Ibnu Abbas
Radhiyallahu’anhu dan Sa’id bin Jubair, “Ayat Al-Quran yang terakhir
kali turun ialah ““Dan peliharalah dirimu dari (azab yang terjadi pada)
hari yang pada waktu itu kamu semua dikembalikan kepada Allah. Kemudian
masing-masing diri diberi balasan yang sempurna terhadap apa yang telah
dikerjakannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan).”
[Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 281]”
Tidak lama setelah ayat ini turun beliau wafat.
---oOo---
9. Hikmah Diturunkan nya Al-Qur’an Secara Berangsur-angsur Dari Bait
Al-Izzah Langit Dunia ke dalam hati Rasulullah Shallallahu'alaihi wa
sallam.
Hikmah Turun nya Al-Qur’an secara bertahap yaitu :
Hikmah Pertama :
Untuk menguatkan hati Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi wa sallam dan
menguatkan jiwa beliau sebagaimana yang disebutkan didalam ayat “Supaya
Kami perkuat hati mu dengan nya” Hal ini dapat kita lihat dari 5 sisi
yaitu :
a. Sesungguhnya dalam penurunan wahyu secara berganti –
ganti dan berulang – ulang turun nya malaikat jibril membawa wahyu
kepada Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam terdapat kegembiraan yang
memenuhi hati beliau dan suka cita yang melapangkan dada beliau. Kedua
kondisi ini memperbaharui semangat sebagai pengaruh adanya pertolongan
Ilahi. Dan Allah memperbaharuinya kembali pada setiap kali pergantian
turun wahyu tersebut.
b. Sesungguhnya penurunan sebagian demi
sebagian ini merupakan kemudahan dari Allah Subhanahu wa ta’ala guna
menghafal dan memahami Al-Qur’an, mengetahui ketentuan hukum dan
hikmahnya, dimana kondisi tersebut memberikan ketentraman kepada Nabi
Shallallahu’alaihi wa sallam dan merupakan penguat jiwanya yang mulia
atas kebenaran semua nya itu.
c. Sesungguhnya pada setiap kali
penurunan yang berangsur angsur ini terdapat mukjizat baru bagi Nabi
Shallallahu’alaihi wa sallam dimana beliau menantang para penantang dan
orang – orang yang keras kepala untuk mendatangkan hal serupa dengan
Al-Qur’an, sehingga tampaklah kelemahan mereka dan tetaplah kebenaran
Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam. Keadaan seperti ini tidak diragukan
lagi merupakan penguat bagi hati Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi wa
sallam.
d. Sesungguhnya dalam memperkuat hati Nabi
Shallallahu’alaihi wa sallam dan mematahkan kebatilan musuh-musuh nya
yang berulang – ulang merupakan pengulangan penguatan yang terus menerus
sehingga memastikan kemantapan dan kekuatan hati Nabi
Shallallahu’alaihi wa sallam.
e. Allah Subhanahu wa ta’ala
menjanjikan kepada Nabi-Nya kemenangan dan pertolongan ketika
pertentangan keras dari musuh-musuhnya itu dengan sesuatu yang
melunakkan kekerasan itu. Tidak diragukan lagi kekerasan terhadap Nabi
terjadi dalam waktu yang berbeda – beda. Dengan demikian, tidak
dipungkiri hiburan tersebut terjadi berulang kali dalam waktu yang
mencukupi.
Maka setiap kali Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam di
sesakkan oleh permusuhan dari orang kafir. Allah Subhanahu wa ta’ala
menghiburnya dengan hiburan yang terkadang datang dengan cara menurunkan
wahyu tentang kisah para Nabi dan Rasul sebelum beliau, sebagaimana
firman Allah Subhanahu wa ta’ala :
وكلاّ نّقصّ عليك من أنباء الرّسل مانثبّت به فؤادك , وجآءك في هذه الحقّ ومو عظة وذكرى للمؤمنين
“Dan semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah
kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini
telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi
orang-orang yang beriman.” [Al-Qur’an Surat Hud ayat 120]
Terkadang hiburan tersebut datang dengan bentuk janji Allah kepada
beliau berupa pertolongan (kemenangan), penguatan dan pemeliharaan
sebagaimana firman Nya :
واصبر لحكم ربّك فإنّك بأعيننا , وسبّح بحمد ربّك حين تقوم
“Dan bersabarlah dalam menunggu ketetapan Tuhanmu, maka sesungguhnya
kamu berada dalam penglihatan Kami, dan bertasbihlah dengan memuji
Tuhanmu ketika kamu bangun berdiri” [Al-Qur’an Surat Ath-Thur ayat 48]
والله يعصمك من النّاس
“Dan Allah memelihara kamu dari gangguan manusia” [Al-Qur’an Surat Al-Ma’idah ayat 67]
Terkadang hiburan tersebut datang dengan cara memberi peringatan tentang musuh-musuh beliau, sebagaimana firman Nya :
سيهزم الجمع ويولّون الدّبر
“Golongan itu pasti akan dikalahkan dan mereka akan mundur ke belakang.” [Al-Qur’an Surat Al-Qamar ayat 45]
فإن أعرضوافقال أنذتكم صعقة مّثل صعقة عاد وثمود
“jika mereka berpaling, maka katakanlah : “Aku telah memperingatkan
kamu dengan petir yang menimpa kaum Aad dan Tsamud” [Al-Qur’an Surat
Fushilat ayat 13]
Terkadang hiburan itu datang dengan bentuk perintah untuk bersabar, sebagaimana firman Nya :
فأصبر كماصبر أولو العزم من الرّسل
“Maka bersabarlah kamu seperti orang – orang yang mempunyai keteguhan
hati dari Rasul-Rasul (yang) telah bersabar.” [Al-Qur’an Surat Al-Ahqaf
ayat 35]
Terkadang hiburan itu datang dengan bentuk larangan
bersedih atas ketidakberimanan mereka (musuh-musuhnya), sebagaimana
firman Allah :
فلا تـهذب نفسك عليهم حسرت
“Maka janganlah dirimu binasa karena kesedihan terhadap mereka.” [Al-Qur’an Surat Fathir ayat 8]
واصبر وما صبرك إلاّ بالله , ولا تـحزن عليهم ولا تك في ضيق مّمّايمكرون
“Bersabarlah (hai Muhammad) dan tiadalah kesabaran mu itu melainkan
dengan pertolongan Allah. Janganlah kamu bersedih hati terhadap
kekafiran mereka dan janganlah sempit dada mu terhadap apa yang mereka
tipu dayakan.” [Al-Qur’an Surat An-Nahl ayat 127]
Selain itu,
Allah juga menghibur Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam dari perpalingan
mereka dari iman dan seruan masuk islam, sebagaimana firman Nya :
وإنّ كان كبر عليك إعرضهم فإن استطعت أن تبتغى نفقا فى الأرض أو سلّما فى
السمّآء فتاتيهم بئاية , ولوشآء الله لجمعهم على الهدى , فلا تكوننّ من
الجهلين
“Dan jika perpalingan mereka (darimu) terasa amat berat
bagimu, maka jika kamu dapat membuat lobang di bumi atau tangga ke
langit lalu kamu dapat mendatangkan mukjizat kepada mereka (maka
buatlah). Kalau Allah menghendaki, tentu saja Allah menjadikan mereka
semua dalam petunjuk sebab itu janganlah sekali-kali kamu termasuk
orang-orang yang jahil” [Al-Qur’an Surat Al-An’am ayat 35]
Hikmah Kedua :
Penurunan Al-Qur’an secara berangsur – angsur berarti bertahap dalam
mendidik umat Islam yang senantiasa tumbuh dan berkembang. Dalam hal ini
mencakup 7 perkara :
a. Mempermudah menghafal Al-Qur’an karena
kondisi mereka (para sahabat) tidak memungkinkan menghafal seandainya
Al-Qru’an diturunkan kepada mereka sekali turun saja kepada mereka.
b. Bertahap dalam pemahaman Al-Qur’an dan mempermudah mereka didalam memahami dan menguasainya.
c. Bertahap dalam pembebanan kewajiban, baik itu shalat, puasa, zakat, haji, jihad dan ibadah lain nya atau muamalah yang lain.
d. Bertahap dalam pensucian mereka dari akidah (keyakinan) jahiliyah
yang rusak dan batil, seperti syirik kepada Allah, pengingkaran akan
hari kebangkitan, dan penolakan terhadap Rasul Allah.
e. Bertahap
dalam pensucian mereka dari adat kebiasan yang jelek, yang telah melekat
pada jiwa mereka, dimana hal itu tidak mungkin ditinggalkan secara
sekaligus. Seperti tradisi minum khamar, makan harta riba dan lain
sebagainya.
f. Bertahap dalam mendidik mereka dengan adat kebiasaan
yang terpuji dan mulia. Seperti saling memaafkan, sabar, darmawan,
memelihara hak tetangga dan lain sebagainya.
g. Memperkuat hati
orang – orang Mukmin dan mempersenjatainya dengan keteguhan, sabar dan
yakin, lantaran apa yang dijanjikan Allah kepada hamba Nya yang shaleh,
berupa pertolongan, penguatan dan peneguhan sebagaimana firman Allah :
وعد الله الّذين ءامنوامنكم وعملوا الصّلحت ليستخلفنّهم فى الأرض
كمااستخلف الّذين من قبلهم ولينكّننّ لهم دينهم الّذى ارتضى لهم
وليبدّلنّهم مّن بعد خوفهم أمنا يعبدوننـى لايشركون بى شيئا , ومن كفر بعد
ذلك فأولئك هم الفستون
“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang
yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa
Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi,
sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa,
dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah
diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan)
mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka
tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan
Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka
itulah orang-orang yang fasik. " [Al-Qur’an Surat An-Nur ayat 55]
Hikmah Ketiga :
Mengikuti peristiwa dan perkembangan dalam pembaharuan dan penceraian
nya. Maka setiap datang peristiwa baru, turunlah ayat Al-Qur’an yang
sesuai dengan nya. Dan Allah Subhanahu wa ta’ala menjelaskan kepada
mereka hukum-hukum-Nya yang sesuai dengan peristiwa tersebut sebagai
antisipasi perkembangan masa. Hal ini mencakup 5 hal sebagai berikut :
a. Menjawab pertanyaan yang mereka ajukan kepada Rasulullah
Shallallahu’alaihi wa sallam, baik pertanyaan itu untuk menetapkan
kerasulan nya atau pertanyaan tersebut untuk penjelasan mengetahui hukum
baru dalam islam.
Sebagaimana firman Allah :
ويسئلونك عن الرّوح , قل الرّوح من أمر ربّى ومآ أوتيتم مّن العلم إلاّ قليلا
“Dan mereka bertanya kepada mu tentang ruh. Katakanlah (Muhammad) :
“Ruh itu termasuk urusan Tuhan ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan
melainkan sedikit.” [Al-Qur’an Surat Al-Isra ayat 85]
Juga firman Nya :
ويسئلونك عن ذى القرنين , قل سأتلواعليكم مّنه ذكرا
“Mereka bertanya kepada mu tentang Dzulkarnain. Katakanlah : “Aku akan
bacakan kepada mu cerita tentangnya” [Al-Qur’an Surat Al-Kahfi ayat 83
sampai akhir surat]
Contoh lain nya , firman Allah :
ويسئلونك عن اليتمى , قل إصلاح لّهم خير , وإن تخالطوهم فإخونكم
“Dan mereka bertanya kepada mu tentang anak yatim, katakanlah :
“Mengurus urusan mereka secara patut (baik) adalah baik, dan jika kamu
menggauli mereka, maka mereka adalah saudara mu.” [Al-Qur’an Surat
Al-Baqarah ayat 220]
b. Mengantisipasi masalah dan peristiwa –
peristiwa pada masanya, sebagai penjelas hukum Allah Subhanahu wa ta’ala
terhadap peristiwa – peristiwa tersebut ketika terjadinya.
Sebagaimana tentang peristiwa Dzihar, peristiwa Dusta terhadap Aisyah,
peristiwa Li’an, peristiwa Pengalihan Kiblat dan lain nya.
Firman Allah Subhanahu wa ta’ala terhadap peristiwa Dusta terhadap Aisyah Radhiyallahuma :
إنّ الّذين جآءوبالإفك عصبة مّنكم , لاتحسبوه شرّالّكم , بل هو خير لّكم ,
لكلّ امرى مّنهم مّااكتسب من الإثم , والّذى تولّى كبره منهم له عذاب عظيم
“Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari
golongan kamu juga. Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk
bagi kamu bahkan ia adalah baik bagi kamu. Tiap-tiap seseorang dari
mereka mendapat balasan dari dosa yang dikerjakannya. Dan siapa di
antara mereka yang mengambil bahagian yang terbesar dalam penyiaran
berita bohong itu baginya azab yang besar” [Al-Qur’an Surat an-Nur ayat
11]
c. Adanya keraguan yang merasuki dada orang – orang musyrik
terhadap Al-Qur’an dan penurunan Al-Qur’an ini menolak keraguan mereka,
sebagaimana firman Allah Subhanahu wa ta’ala :
وقال الّذين كفروا إن هذآ إلاّ إفك افترـه وأعانه عليه قوم ءاخرون , فقد جاءوظلما وزورا
“Dan orang-orang kafir berkata: "Al Qur’an ini tidak lain hanyalah
kebohongan yang diada-adakan oleh Muhammad dan dia dibantu oleh kaum
yang lain"; maka sesungguhnya mereka telah berbuat suatu kezaliman dan
dusta yang besar. [Al-Qur’an Surat Al-Furqan ayat 4, baca sampai ayat 9]
d. Memalingkan penglihatan kaum Muslimin dari kesalahan mereka dan
mengembalikan nya kepada kebenaran. Hal ini seperti ayat yang berkaitan
dengan Perang Uhud dalam firman Nya :
“Dan sesungguhnya Allah telah
memenuhi janji-Nya kepada kamu, ketika kamu membunuh mereka dengan izin
Nya…..-sampai ayat 160- [Al-Qur’an Surat Ali Imran ayat 152-160]
Begitu juga tentang Peperangan Hunain yang diceritakan didalam surat at-Taubah ayat 25-27.
e. Menyingkap keadaan orang – orang munafik dan mengoyak/menyingkap
tabir rahasia mereka bagi Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam dan orang –
orang Muslim. Seperti Surat Al-Munafiqun dan surat al-Baqarah.
Ketiga hikmah (no 3) yang mencakup lima kandungan diatas telah ditunjukkan oleh ayat yang mulia dibawah ini :
ولا يأتونك بـمثل إلاّجئنك بالحقّ واحسن تفسيرا
“Tidaklah orang – orang kafir itu datang kepada mu (membawa) sesuatu
yang ganjil melainkan Kami datangkan kepada mu sesuatu yang benar dan
yang paling baik penjelasan nya.” [Al-Qur’an Surat Al-Furqan ayat 33]
10. Keutamaan Al-Qur’an Dibandingkan Seluruh Perkataan Lain nya.
Al-Bukhari berkata, Musaddad menceritakan kepada kami, Yahya
menceritakan kepada kami, dari Sufyan, Abdullah bin Dinar menceritakan
kepadaku, dia berkata. Aku mendengar Ibnu Umar Radhiyallahu'anhuma
meriwayatkan dari Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam, beliau bersabda :
إنّما أجلكم في أجل من خلا من الأمم كما بين شلاة العصر ومغرب الشّمس .
ومثلكم ومثل اليهود والنّصارى كمثل رجل استعمل عمّالا , فقال : " من يعمل
لي إلى نصف النّهار على قيراط " , فعملت اليهود فقال : " من يعمل لي من نصف
النّهار ‘لى العصر على قيراط , فعملت النّصارى . ثمّ أنتم تعملون من العصر
إلى المغرب بقيراطين قيراطين , قالوا : نحن أكثر عملا وأقلّ عطاء , قال :
هل ظلمتكم من حقّكم شيئا؟ قالو : لا . قال فذاك فضلي أوتيه من شئت [صحيح
البخاري : الحديث5021]
"Sesungguhnya masa hidup kalian dibandingkan
umat - umat terdahulu seperti antara waktu Ashar dan Maghrib.
Perumpamaan kalian dibandingkan Yahudi dan Nasrani, seperti seseorang
yang memperkerjakan buruh. Dia berkata : "Siapa yang bersedia bekerja
untuk ku sampai siang dengan upah masing - masing satu qirath?" Maka
Yahudi pun bersedia bekerja. Lalu dia kembali berkata : "Siapa yang
bersedia bekerja untuk ku sampai Ashar?" Kaum Nasrani pun bersedia
bekerja. Kemudian kalian bekerja dari Ashar sampai Maghrib dengan upah
masing - masing dua qirath. Mereka berkata : "Kenapa kami yang lebih
banyak bekerja mendapatkan upah lebih sedikit?" Orang itu berkata :
"Apakah aku menzhalimi hak kalian?" Mereka (yahudi dan nasrani) berkata :
"Tidak" Dia berkata : "Itulah keutamaan yang Aku berikan kepada orang
yang Aku kehendaki." [Shahih al-Bukhari : Hadits no 5021]
Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah berkata :
"Korelasi pembahasan ini dengan penjelasan hadits ini adalah bahwa umat
Islam, sekalipun usianya pendek - pendek, namun mengungguli umat - umat
terdahulu mesikpun usianya panjang. Mereka (Umat Islam) memperoleh
keistimewaan ini sebab keberkahan Al-Kitab yang agung ini yakni
Al-Qur'an yang Allah lebihkan kemuliaan nya mengungguli seluruh kitab
yang pernah Allah turunkan. Allah menjadikan nya sebagai saksi atas
seluruh kitab yang diturunkan sebelumnya, menghapus dan mengakhiri
dengan nya, karena kitab - kitab terdahulu diturunkan ke bumi secara
sekaligus sesuai dengan berbagai peristiwa yang dihadapi. Karena
kebutuhan yang teramat mendesak akan turun nya Al-Qur'an tersebut dan
orang yang membutuhkan Al-Qur'an segera diturunkan kepadanya. Setiap
kali diturunkan (nya Al-Qur'an), sama seperti turun nya satu dari sekian
banyak kitab terdahulu.
Umat terdahulu yang paling agung
adalah kaum Yahudi dan Nasrani, karena nya Allah memerintahkan mereka
-Yahudi- untuk beramal sejak masa Nabi Musa hingga masa Nabi Isa,
sedangkan kaum Nasrani sejak masa Nabi Isa sampai Allah mengangkat Nabi
Muhammad Shallallahu'alaihi wa sallam sebagai Rasul, kemudian Allah
memerintahkan umatnya untuk beramal hingga hari Kiamat yakni hari yang
sama dengan akhir daripada siang.
Allah memberikan umat - umat
terdahulu pahala masing - masing satu qirath, sedangkan mereka -yakni
Umat Islam- Allah memberi mereka pahala masing - masing dua qirath, dua
kali lipat yang diberikan kepada Yahudi dan Nasrani, lalu mereka (yahudi
dan nasrani) mengadu " Ya Tuhan kami, kami tidak memiliki amal yang
banyak, dan paling sedikit pahalanya? Lalu Allah menjawab : "Apakah aku
telah mengurangi pahala kamu sedikitpun?" Mereka menjawab : "Tidak" Maka
Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman : "Itulah kelebihan Ku, yang Aku
berikan kepada orang Ku kehendaki." Sebagaimana firman Allah Ta'ala :
يأيّها الّذين ءامنوا اتّقوا الله وءامنوا برسوله يؤتكم كفلين من رّحمته
ويجعل لّكم نوراتـمشون به ويغفرلكم , والله غفور رّحيم . لّئلاّيعلم أهل
الكتب ألاّ يقدرون على شىء مّن فضل الله , وأنّ الفضل بيد الله يؤتيه من
يشآء , والله ذوالفضل العظيم
"Hai orang-orang yang beriman (kepada
para rasul), bertakwalah kepada Allah dan berimanlah kepada Rasul-Nya,
niscaya Allah memberikan rahmat-Nya kepadamu dua bagian, dan menjadikan
untukmu cahaya yang dengan cahaya itu kamu dapat berjalan dan Dia
mengampuni kamu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Kami
terangkan yang demikian itu) supaya ahli Kitab mengetahui bahwa mereka
tiada mendapat sedikitpun akan karunia Allah (jika mereka tidak beriman
kepada Muhammad), dan bahwasanya karunia itu adalah di tangan Allah. Dia
berikan karunia itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah
mempunyai karunia yang besar." [Al-Qur’an surat Al-Hadiid ayat 28-29]
---oOo---
semoga bermanfaat.
-bersambung kepada pembahasan yang lain, insya'Allah.-
Abu Abdillah Prima Ibnu Firdaus Ar-Roni al-Mirluny
Desa Merlung, Jumat : 6 Syawal 1433 H / 24 Agustus 2012 M
Tidak ada komentar:
Posting Komentar