Syukuri yang Sedikit
Syukuri yang Sedikit
Dari An Nu’man bin Basyir, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ لَمْ يَشْكُرِ الْقَلِيلَ لَمْ يَشْكُرِ الْكَثِيرَ
“Barang siapa yang tidak mensyukuri yang sedikit, maka ia tidak akan
mampu mensyukuri sesuatu yang banyak.” (HR. Ahmad, 4/278. Syaikh Al
Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan sebagaimana dalam As Silsilah
Ash Shohihah no. 667). Hadits ini benar sekali. Bagaimana mungkin
seseorang dapat mensyukuri rizki yang banyak, rizki yang sedikit dan
tetap terus Allah beri sulit untuk disyukuri? Bagaimana mau disyukuri?
Sadar akan nikmat tersebut saja mungkin tidak terbetik dalam hati.
Kita Selalu Lalai dari 3 Nikmat
Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan bahwa nikmat itu ada 3 macam.
Pertama, adalah nikmat yang nampak di mata hamba.
Kedua, adalah nikmat yang diharapkan kehadirannya.
Ketiga, adalah nikmat yang tidak dirasakan.
Ibnul Qoyyim menceritakan bahwa ada seorang Arab menemui Amirul
Mukminin Ar Rosyid. Orang itu berkata, “Wahai Amirul Mukminin. Semoga
Allah senantiasa memberikanmu nikmat dan mengokohkanmu untuk
mensyukurinya. Semoga Allah juga memberikan nikmat yang engkau
harap-harap dengan engkau berprasangka baik pada-Nya dan kontinu dalam
melakukan ketaatan pada-Nya. Semoga Allah juga menampakkan nikmat yang
ada padamu namun tidak engkau rasakan, semoga juga engkau
mensyukurinya.” Ar Rosyid terkagum-kagum dengan ucapan orang ini. Lantas
beliau berkata, “Sungguh bagus pembagian nikmat menurutmu tadi.” (Al
Fawa’id, Ibnul Qayyim, terbitan, Darul ‘Aqidah, hal. 165-166).
Itulah nikmat yang sering kita lupakan. Kita mungkin hanya tahu berbagai
nikmat yang ada di hadapan kita, semisal rumah yang mewah, motor yang
bagus, gaji yang wah, dsb. Begitu juga kita senantiasa mengharapkan
nikmat lainnya semacam berharap agar tetap istiqomah dalam agama ini,
bahagia di masa mendatang, hidup berkecukupan nantinya, dsb. Namun, ada
pula nikmat yang mungkin tidak kita rasakan, padahal itu juga nikmat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar