Jangan Lewatkan Hari tanpa 3 Perkara Ini!
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak pernah meninggalkan
sebuah do’a, yang mana beliau senantiasa berdo’a dengan do’a ini setiap
selesai shalat Shubuh. Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ummu Salamah
radhiyallahu ‘anha
(( اللهم إني أسألك علما نافعا ورزقا طيبا وعملا متقبلا ))
“Ya Allah, aku memohon kepadamu Ilmu yang bermanfaat, rizki yang halal,
serta amal yang diterima” [Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Ibnu Majah,
Thabrani, dan yang lainnya, dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani
rahimahullah dalam Shahih Ibnu Majah]
Hal ini merupakan sinyal
yang diberikan oleh Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam, agar
hari-hari kita tidak kosong dari 3 hal tersebut, yaitu:
Pertama, agar senantiasa kita Menambah Ilmu, bukan sekedar ilmu, akan
tetapi yang diinginkan adalah ilmu yang bermanfaat, yaitu ilmu agama,
yang dengannya kita mengetahui apa-apa yang diinginkan Allah Ta’ala dan
apa-apa yang telah disampaikan oleh RasulNya shallallahu’alaihi
wasallam. Ilmu hanya diperoleh dengan mempelajarinya.Maka dengan
memanjatkan do’a ini, kita berharap agar Allah Ta’ala memberi taufiq
kepada kita sehingga terdorong hati kita untuk menuntut ilmu,
mempelajarinya demi mengangkat kebodohan dari diri kita. Terlebih lagi,
segala bentuk sarana telah tersedia pada hari ini, yang memudahkan kita
untuk mendapatkan ilmu agama, kapan saja, dan dimana saja.
Kedua, Agar kita juga Mencari Rizki, bekerja dan berkarya, tidak
duduk-duduk menantikan uluran tangan dari orang lain. Islam menganjurkan
mencari rizki demi untuk dapat melaksanakan ketaatan kepada Allah.
Dengan rizki tersebut kita bisa menyempurnakan shalat kita, dengan rizki
tersebut kita bisa bersedekah baik yang wajib maupun yang sunnah,
dengan rizki tersebut mungkin mencukupi untuk menunaikan umrah maupun
haji, dan segala bentuk ketaatan lainnya. Akan tetapi tidak berarti
semua rizki, melainkan hanya yang halal. Karena hanya rizki yang halal
yang akan memberikan keberkahan. Dan karena Allah Ta’ala tidak akan
menerima kecuali dari yang halal dan baik.
Ketiga, agar kita
banyak beramal shaleh. Kita sangat butuh agar amalan kita diterima Allah
Ta’ala. Setelah bersusah payah, mengorbankan waktu, tenaga, harta,
tentu kita ingin agar semua itu diterima Allah Ta’ala sehingga mendapat
balasan yang diinginkan. Akan tetapi Allah hanya akan menerima amal yang
shaleh, yaitu amal yang dilandasi 2 hal utama: Ikhlas (semata-mata
mengharap Wajah Allah), serta Muttaba’ah (beramal hanya dengan petunjuk
yang telah dibawa oleh Muhammad shallallahu’alaihi wasallam).
Dan ketiga hal diatas saling berhubungan satu sama lain.
Dengan Ilmu yang bermanfaat kita dapat mengetahui mana yang halal dan
mana yang haram, sehingga dalam mencari rizki pun kita mengetahui
batasan-batasannya dan memastikan hanya mencari yang halal.
Dan
hanya dengan ilmu lah suatu amal dapat ditegakkan dengan benar, sesuai
yang diinginkan Allah dan RasulNya, sehingga amalan pun diterima. Karena
amalan yang tidak dilandasai dengan ilmu, yaitu yang tidak berdasarkan
petunjuk Allah dan RasulNya, maka amalan tersebut akan tertolak,
sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh A’isyah radhiyallahu’anha
“Barangsiapa yang beramal dengan suatu amalan yang bukan atas petunjuk
kami, maka amalan tersebut tertolak” (Riwayat Muslim, shahih).
Demikian juga, harta yang halal juga menentukan apakah amalan kita
diterima atau ditolak. Sebagaimana hadits yang menceritakan seorang
musafir yang berdo’a kepada Allah dalam safarnya “Ya Rabb, Ya Rabb…”
akan tetapi makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram,
sehingga Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda “Bagaimana
do’anya akan dikabulkan?” (Riwayat Muslim, shahih). Padahal orang
tersebut berada pada kondisi dimana jika berdo’a tidak akan tertolak,
tapi ternyata Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam mengabarkan bahwa
do’anya tertolak lantaran makanan, minuman, serta pakaiannya berasal
dari sesuatu yang haram.
Semoga dengan mentadabburi do’a
diatas, dapat memotivasi diri kita untuk senantiasa mengisi hari-hari
yang kita lalui dengan ketiga amalan diatas.
———————————-
Faedah dari penjelasan ustadz Abu Yahya Badrussalam dalam kajian Mukhtashar Minhajul Qasidin
Sumber : https://www.facebook.com/HidupMuliaDenganSunnah/posts/196280140552007
Tidak ada komentar:
Posting Komentar