CINTA itu memiliki tingkatan dari dasar hingga puncaknya.
Tingkatan CINTA yang:
pertama,adalah adanya hubungan ('alaqah).artinya keterkaitan hati antara dua hati yg mencintai dan yg dicintai.
Kedua,adanya KERINDUAN
(shababah).artinya tertuangnya hati orang yg mencintai kepada yang dicintainya.
Seorang penyair berkata:
"Para pencinta mengeluhkan kerinduan,yg sekiranya dapat kutanggung sendiri apa yg dirasakan diantara mereka.
Kelezatan cinta adalah milik hatiku seluruhnya,dan tiada seorang pecintapun yg pernah dan akan merasakannya".
Ketiga.adanya CINTA yang membara(Gharàm)yaitu cinta yg senantiasa
menetap dihati dan tak terpisahkan,sebagaimana orang yg berpiutang
dinamakan gharim artinya dia selalu menetapi atau keterikatan antara yg
berpiutang dg yg berutang kepadanya.
Ke empat.Mabuk asmara atau Isyq,yakni CINTA yang berlebihan.
Adapun puncak dari sebuah CINTA adalah ketundukan dan penghinaan diri
kepada yang dicintai (Tatayyum),sebagaimana tunduknya hati dan
penghinaan diri dalam hal beribadah kepada Allah azza wa jalla.
Rasulullah shalallohu 'alaihi wasallam, berdoa:
Ya Allah.....
Aku meminta kepada-Mu dengan ilmu-Mu yang meliputi perkara yg ghaib dan kekuasaan-Mu terhadap para makhluk.
Hidupkanlah aku jika kehidupan itu baik bagiku,dan wafatkanlah aku jika kematian itu baik bagiku.
Ya Allah...
Aku meminta kepada-Mu, rasa takut kepada-Mu baik dikala sembunyi maupun terang-terangan.
Aku meminta kepada-Mu ucapan yg benar baik dikala marah maupun redha.
Aku meminta kepada-Mu,kesederhanaan dalam keadaan fakir maupun kaya.
Aku meminta kepada-Mu,kenikmatan yang tiada sirna.
Aku meminta kepada-Mu,penyejuk mata yang tidak akan terputus.
Aku meminta kepada-Mu,kehidupan yang baik setelah kematian.
Aku meminta kepada-Mu,kelezatan dalam memandang wajah-Mu.
Aku meminta kepada-Mu,puncak kerinduan untuk bertemu dengan-Mu,tanpa bencana yg memudharatkan dan fitnah yg menyesatkan.
Ya Allah....
Hiasilah kami dengan hiasan iman,serta jadikanlah kami sebagai orang
yang mendapatkan petunjuk dan menjalankannya".riwayat Ammar bin Yasir
dalam Al-Musnad no.18531,dan juga diriwayatkan An-Nasa-i III/54,Ibnu
Hibban no.1971,Ibnu Khuzaimah dalam At-Tauhid,hal.12 dan Al-Hakim
I/524.dg sanad Shahih.
Sumber : https://www.facebook.com/photo.php?fbid=270006813178644&set=a.116571875188806.18528.100005079821285&type=1&theater
Tidak ada komentar:
Posting Komentar